Langsung ke konten utama

Postingan

Analisis Penerapan Etika Jurnalistik

  Analisis Penerapan Etika Jurnalistik                     Jurnalistik adalah kegiatan yang berhubungan dengan kepenulisan majalah atau surat kabar. Sedangkan orang yang pekerjaannya mengumpulkan data dan menulis berita disebut sebagai Jurnalis. Pada profesi jurnalis, terdapat sejumlah kode etik yang bertujuan agar wartawan bertanggung jawab dalam menjalankan pekerjaannya serta menyajikan berita yang terpercaya. Kode etik jurnalistik merupakan etika yang berlaku bagi wartawan atau jurnalis. Wartawan Indonesia dalam meliput dan menyajikan berita memerlukan landasan moral serta etika profesi sebagai pedoman dalam menjaga kepercayaan masyarakat dan menegakkan kredibilitas serta profesionalisme. Etika jurnalistik merupakan norma atau aturan yang dijadikan sebagai pedoman oleh para jurnalistik seperti reporter, redaktur, layouter untuk menjaga agar wartawan dan media massa tetap berjalan sesuai fungsi sosialnya.                   Namun pada beberapa kondisi, sejumlah wartawan cenderun

Peran Media Terkait Kesetaraan Gender

  Peran Media Terkait Kesetaraan Gender     Abstract Communication is the process of sending and receiving messages or information between two individuals or groups. Communication science is a multidisciplinary social science and its field of study is very broad. Media has a high enough role in social order. In social life, it often creates the perception that the role of women is only limited to the domestic sphere, while men are in the public sphere. Supposedly, based on gender equality, women can play a role in the public sphere and men can also take roles in the domestic sphere. The media are quite instrumental in educating the public about gender equality. The role of the media is very large as a form of gender equality education to families and society. Keywords: Communication, Gender, Women, Media Pendahuluan Permasalahan perempuan di masyarakat adalah ketidaksetaraan gender yang masih kuat dalam tatanan sosial, masalah klasik yang selalu muncul adalah diskriminasi

Evektifitas Pembelajaran Saat Pandemi Covid-19

Evektifitas Pembelajaran Saat Pandemi Covid-19 Atmimlana Nurrona 1940210113   Kasus virus corona pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina pada akhir Agustus 2019 berdasarkan riset Harvard Medical school. Covid-19 merupakan penyakit menular yang menyerang sistem kekebalan manusia hingga dapat menyebabkan kematian. Virus ini dengan cepat menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia. Kegiatan Belajar Mengajar mulai terhambat sejak masuknya virus covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020. Dampak yang ditimbulkan dengan adanya virus ini adalah terhambatnya bidang perekonomian, transportasi, dan juga sarana pendidikan. Peristiwa tersebut mengakibatkan semua prasarana pembelajaran di rumahkan pada 24 April 2020. Sebagai usaha pencegahan virus covid-19, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan physical distancing, yaitu dengan membatasi kunjungan ke tempat ramai dan kontak langsung dengan orang lain untuk menghindari kerumunan. Kemudian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Surat

Mempraktekkan Penggunaan Media Baru untuk Kerja PR

Mempraktekkan Penggunaan Media Baru untuk Kerja PR  Ari Yusmindarsih, M.I, KOM PR dan Media Baru Public Relations (Cyber PR) atau disebut juga PR 2.0. Sebelum dikenal istilah Cyber PR atau PR 2.0 lebih dahulu PR disebut dengan istilah PR Konvensional atau PR 1.0. PR konvensional atau PR 1.0 adalah kegiatan PR yang masih menggunakan cara lama, yaitu masih membutuhkan jurnalis atau media sebagai pemyampai pesan. Untuk itu, seorang PR harus menjalin hubungan yang baik dengan media. Kegiatan PR konvensional dilakukan secara langsung dengan bertatap muka dan tidak menggunakan media internet. Humas dunia maya dalam bahasa Inggris: Cyber Public Relation, terkenal dengan singkatan Cyber PR adalah hubungan masyarakat (public relation atau PR) yang dilakukan dengan sarana media elektronik internet dalam membangun merek (brand) dan memelihara kepercayaan (trust), pemahaman, citra perusahaan/organisasi kepada public/khalayak dan dapat dilakukan secara one to one communication bersifat interaktif.

LITERATUR DALAM BIDANG ILMU KOMUNIKASI

LITERATUR DALAM BIDANG ILMU KOMUNIKASI YANG DIPAKAI Perspektif (Infante dkk., 1990; Stacks dkk., 1999; Littlejohn, 1999, 2002; Littlejohn & Foss, 2005; West & Turner, 2007). Covering Laws. Rules. Systems. Genre (Littlejohn, 1999). Structural and functional. Cognitive and behavior. Interactionist. Interpretive. Critical. Tradisi (Littlejohn, 2002; Littlejohn & Foss, 2005, 2008, 2011; Griffin, 2006, 2012; Miller, 2005). Retorika. Semiotika. Fenomenologi. Sibernetika. Sosiopsikologis. Sosiokultural. Kritikal. Perspektif Jerman (Loeffelholz, 2016). Perkembangan teori-teori komunikasi dalam 5 periode. Dua tradisi: empiris dan sosiologis. Loeffelholz menyebut perkembangan terakhir teori komunikasi sebagai advancing de-westernization. Mengkritisi hegemoni akademik Barat (Western). Teori-teori Western tidak cukup bisa menjelaskan fenomena komunikasi lokal dan regional di luar Barat. TEORI DAN PENELITIAN KOMUNIKASI Ada keterkaitan antara teori dengan penelitian. Teori memandu peneli

New Media

- NEW MEDIA - Ari Yusmindarsih, M.I., KOM. Perubahan teknologi memunculkan jenis media massa baru (new media). Contoh: Blog, website, video streaming, dll yang dapat mentransfer informasi dengan mudah ke mana pun. Denis McQuail. McQuail: media baru adalah media telematik yang merupakan perangkat teknologi elektronik yang berbeda dengan penggunaan yang berbeda pula. Lev Manovich dalam bukunya The New Media Reader: media baru adalah objek budaya dan paradigma baru dalam dunia media massa di tengah masyarakat. Penyebarannya menggunakan teknologi komputer dan data digital yang dikendalikan oleh aplikasi tertentu. Martin Lister dkk., dalam buku New Media: A Critical Introduction: media baru merupakan sebuah terminologi atau kata-kata khusus yang digunakan untuk menyebutkan sesuatu hal tentang perubahan skala besar dalam produksi media, distribusi media dan penggunaan media yang bersifat teknologis, harfiah, konvensional dan budaya. Karakteristik (Denis McQuail dalam  Teori Komunikasi Massa)

Teori Penggunaan & Kepuasan (uses & gratifications theory)

Teori Penggunaan & Kepuasan (uses & gratifications theory) Ari Yusmindarsih, M.I., KOM Teori ini merupakan salah satu teori yang paling populer dalam studi komunikasi massa. Teori ini fokus pada audien sebagai konsumen media massa dan bukan pada pesan yang disampaikan. Pemilihan media menjadi lebih kompleks karena bertambahnya media baru seperti situs internet, video games, DVD, pemutar MP3, dll. Kita sebagai khalayak dituntut untuk dapat mengambil keputusan memilih media yang tepat. Pendekatan uses and gratifications adalah sebuah pendekatan untuk memahami mengapa khalayak secara aktif mencari media yang khusus yang dapat memenuhi kebutuhan khalayak. Pendekatan uses and gratifications merupakan salah satu pendekatan untuk memahami komunikasi massa yang berpusat pada khalayak. Herta Herzog (1944) memulai kajiannya tentang uses and gratifications dengan melakukan klasifikasi mengapa khalayak memilih media yang khusus. Ia melakukan wawancara terhadap penggemar opera sabun dan men