Langsung ke konten utama

Evektifitas Pembelajaran Saat Pandemi Covid-19

Evektifitas Pembelajaran Saat Pandemi Covid-19

Atmimlana Nurrona

1940210113

 

Kasus virus corona pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina pada akhir Agustus 2019 berdasarkan riset Harvard Medical school. Covid-19 merupakan penyakit menular yang menyerang sistem kekebalan manusia hingga dapat menyebabkan kematian. Virus ini dengan cepat menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia. Kegiatan Belajar Mengajar mulai terhambat sejak masuknya virus covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020. Dampak yang ditimbulkan dengan adanya virus ini adalah terhambatnya bidang perekonomian, transportasi, dan juga sarana pendidikan. Peristiwa tersebut mengakibatkan semua prasarana pembelajaran di rumahkan pada 24 April 2020. Sebagai usaha pencegahan virus covid-19, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan physical distancing, yaitu dengan membatasi kunjungan ke tempat ramai dan kontak langsung dengan orang lain untuk menghindari kerumunan.

Kemudian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Surat Edaran Direktorat pendidikan Tinggi No. 1 Tahun 2020 mengenai upaya pencegahan penyebaran covid-19 di bidang Pendidikan. Di dalam surat edaran ini, Kemdikbud menginstruksikan untuk menyelenggarakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara daring di rumah masing-masing. Kegiatan Belajar Mengajar diterapkan sejak bulan Maret 2020 lalu. Adapun siswa dan mahasiswa secara mandiri harus aktif mengikuti ketentuan pembelajaran daring dari pihak sekolah dan kampus. Di kampus, ketentuan  pembelajaran daring ini sepenuhnya menyesuaikan dengan kebijakan dosen pengampu mata kuliah. Platform yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran antara lain WhatsApp group, google classroom, zoom, googlemeet. Pembelajaran daring ini merupakan sebuah inovasi dalam bidang pendidikan yang merupakan sebuah tantangan untuk dapat melek teknologi.

Dari sisi positif, pembelajaran daring memiliki keleluasan waktu dalam belajar, dapat belajar dimana saja serta kapanpun. Hal ini dikarenakan cukup sulit untuk menerapkan protokol kesehatan di wilayah kampus (Worton, 2005). Bagi mahasiswa, pembelajaran daring merupakan salah satu metode alternatif belajar yang tidak mengharuskan mereka untuk masuk di kelas. Pembelajaran ini juga membentuk mahasiswa lebih mandiri dalam belajar dan mendorong komunikasi antar mahasiswa. Bagi dosen, metode pembelajaran daring ini hadir untuk mengubah gaya mengajar formal untuk dapat meningkatkan profesionalitas kerja.

Bahwa dari semua literatur dalam e-learning menunjukkan bahwa tidak semua peserta didik akan sukses dalam pembelajaran online (Nakayama, 2017). Hal tersebut tergantung dari karakteristik masing-masing mahasiswa dan faktor lingkungan belajar. Sebagian mahasiswa merasa kurang paham mengenai materi yang diberikan dosen secara daring, serta kesulitan dalam melaksanakan praktikum sebagai penunjang mata kuliah dan lebih banyak tugas mandiri. Praktikum yang dilaksanakan di rumah terkadang hasilnya kurang baik karena keterbatasan alat dan sampel percobaan. Keterbatasan media juga membuat komunikasi antara dosen dan mahasiswa menjadi terhambat. Persoalan yang muncul dari pembelajaran daring ini adalah terdapat gangguan sinyal internal di beberapa daerah sehingga menghambat berlangsungnya proses pembelajaran.

 Mahasiswa diharapkan dapat belajar secara mandiri dan lebih aktif serta tidak hanya mengandalkan materi yang diberikan oleh dosen. Melainkan dapat belajar secara mandiri dan mencari tambahan materi. Pihak universitas sekiranya dapat menyesuaikan kurikulum dengan keadaan pandemi saat ini sehingga perkuliahan daring tetap dapat dilaksanakan dan tidak terlalu membebani. Diperlukan pula model pembelajaran yang aktif serta inovatif agar dapat terima oleh semua tipe mahasiswa serta pembelajaran daring menjadi menyenangkan. Dalam pembelajaran daring ini, pemerintah juga menunjang keberlangsungan pembelajaran di masa pandemi covid-19 dengan pemberian subsidi kuota setiap bulannya bagi guru, siswa, dosen dan mahasiswa. Jika pembelajaran daring ini berlangsung dalam waktu yang lama, akan dapat membatasi kegiatan lapangan atau praktikum yang mendukung mata kuliah sehingga diperlukan inovasi pembelajaran campuran jika kondisi sudah mulai membaik dan memungkinkan menerapkan protokol kesehatan di wilayah kampus.



REFERENSI

 

Ali Sadikin, A. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, 217-220.

Handarini, O. I. (2020). Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19. Jurnal Pendidikan Adminstrasi Perkantoran, 498-499.

Nakayama, Y. (2007). The Impact of Learnenr Characteristics on Learning Performance in Hybrid Courses among Japanese Students. Elektronic Journal ELearning, 3.

Singh, W. (2005). A Study Into The Effects Of eLearning On Higher Education. Journal of University Teaching & Learning Practice, 2.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PARADIGMA DAKWAH (Tabligh, Pengembangan Masyarakat, Harakah, Kultural)

PARADIGMA DAKWAH I Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah: Filsafat Dakwah Dosen Pengampu: Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I     Disusun oleh:   Atmimlana Nurrona                (1940210113) Siti Karlina                               (1940210116)     PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM INSTITUT AGAMA NEGERI KUDUS 2020   KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PARADIGMA DAKWAH 1” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I. pada bidang studi Filsafat Dakwah. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca juga penulis. Penulis mengucapkan terimaksih kepada Bapak Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I. yang telah memberikan tugas ini sehingga

Media dan Masyarakat: Media Panas Dingin, Teori Agenda Setting

- Media dan Masyarakat: Media Panas Dingin, Teori Agenda Setting – Ari Yusmindarsih, M.I, KOM.   MEDIA PANAS DAN DINGIN McLuhan membagi media menjadi dua jenis yaitu 'media panas' (hot media) serta 'media dingin' (cool media). Media panas adalah media yang tidak menuntut perhatian besar dari pendengar, pembaca atau penonton (audien) media bersangkutan. Dalam menggunakan media ini audien tidak dituntut untuk mnggunakan daya imajinasinya, atau dengan kata lain sangat sedikit sekali daya imajinasi yang dibutuhkan. Partisipasi audien dalam media panas sangatlah rendah karena makna dari informasi yang diterima audien sudah sangat lengkap dan jelas. Media panas memberikan audien apa yang dibutuhkannya --dalam hal ini, hiburan. FILM Ketika menonton film di bioskop, kita hanya duduk, menonton film, sambil makan atau minum, tidak ada upaya keras untuk menerima dan memahami informasi dari media itu. Media dingin adalah media definisi rendah, membutuhkan partis

Teori Penetrasi Sosial

TEORI PENETRASI SOSIAL Teori ini berkaitan dengan bagaimana kita mengetahui atau mengenal orang lain dengan cara “masuk ke dalam” (penetrating) diri orang bersangkutan   lapisan dalam bola itu adalah hal-hal yang tidak tampak dari luar, sedangkan lapisan luar bola adalah hal-hal permukaan yang orang lihat tentang kita secara fisik akan terlihat seperti itu untuk mengetahui jati diri orang maka kita harus masuk ke dalam bola, untuk lebih tahu apa isi sesungguhnya di dalam bola tersebut. “Bola diri” seseorang memiliki 2 aspek: aspek “keluasan” (breadth) dan aspek “kedalaman” (depth). Kita dapat mengetahui berbagai jenis informasi tentang orang lain/ mungkin mendapat informasi detail dan mendalam tentang 1 atau 2 aspek tersebut dengan masuk ke dalam kehidupan orang tersebut. Ketika hubungan di antara 2 individu berkembang, maka mereka akan semakin mendapatkan informasi lebih luas dan dalam. Teori ini dikembangkan oleh Irwin Altman & Dalmas A. Taylor. Mereka memandang bahwa suatu hubun