Langsung ke konten utama

Memahami Strategi Publisitas dalam Kerja PR

 

-Memahami Strategi Publisitas dalam Kerja PR-

Ari Yusmindarsih, M.I, KOM.

 

PUBLISITAS

Publisitas adalah publikasi perusahaan yang dimuat media massa” (Kriyantono, 2008:41).

Publikasi adalah “ Kegiatan menyampaikan atau meyebarkan informasi..” (Kriyantono, 2008:40).

Publisitas merupakan bagian dari publikasi.

Publisitas adalah hasil dari usaha publikasi berupa artikel, tulisan, foto, atau tayangan visual bernilai berita yang sangat tinggi secara gratis.

Doug Newsom, dkk : informasi tentang organisasi yang dikemasi sebagai editorial – bukan iklan – pada medium publikasi dan berita (Kriyantono, 2008, h.42).

KELEBIHAN DARI PUBLISITAS

1.      Publisitas memiliki kredibilitas tinggi di mata khalayak.

Khalayak lebih mempercayai informasi yang diberikan oleh orang lain dari pada anda langsung. Wartawan adalah orang lain, informasi yang disampaikan dianggap lebih objektif atau tidak memihak Informasi yang disajikan juga merupakan fakta karena dilihat dari sudut pandang orang lain yang melihat langsung.

2.      Publisitas tidak berbayar

Tidak memerlukan biaya sewa untuk kolom surat kabar, slot waktu untuk radio dan televisi atau ruang untuk media lainnya (Kriyantono, 2008 : 46). Ini pembeda publisitas dengan iklan. Jika iklan dalam pemasangannya di media massa harus membayar space, publisitas tidak berbayar. Karena apa yang dimuat di media massa murni keinginan dari wartawan yang memberitakan bukan merupakan keinginan dari perusahaan semata.

3. Publisitas memungkinkan cerita lebih detail tentang produk dan perusahaan

Publisitas menjelaskan detail produk, mulai dari produk apa, di mana dan kapan peluncurannya serta tempat mendapatkannya, siapa yang memproduksi, mengapa diproduksi untuk tujuan apa, dan bagaimana penjelasan mengenai produk tersebut bahkan sampai ke detail yang rumit mengenai detail produk atau perusahaan bisa juga diperoleh wartawan saat launching.

4.      Dapat menjelaskan mengenai “cacat produk”

Publisitas bisa digunakan untuk memberikan penjelasan detail mengenai cacat produk yang sebelumnya telah diberitakan atau diketahui publik, karena sifat publisitas yang detail dan terpercaya. Wartawan dapat menjadi penyelamat suatu perusahaan.

KEKURANGAN DARI PUBLISITAS

1. Tidak dapat dikontrol

Wewenang atas pemberitaan berada di tangan wartawan dan editor, PR tidak memiliki wewenang untuk menentukan suatu berita dimuat atau tidak. Bisa saja informasi tidak dimuat, karena menurut editor informasi belum bernilai berita atau tidak sesuai dengan kaidah jurnalistik untuk dijadikan berita, atau juga bisa berita dimuat tapi tidak langsung setelah PR mengirimkan press release, atau fokus berita diubah tidak sesuai dengan harapan PR.

2.      Tidak dapat mengontrol jenis informasi yang dimuat.

Media bisa memberitakan sesuka hati. Bisa saja yang diberitakan adalah infromasi negatif mengenai perusahaan.

3. Nonpersonal Communication

Publisitas merupakan pemberitaan dari media ke publik. Khalayak hanya bisa membaca dan melihat Informasi yang dimuat di media tanpa ada kemungkinan dialog-interaksi langsung.

PERAN PUBLISITAS

Ruang lingkup pekerjaan public relations : PENCILS (Publication & Publicity, Event, News, Community Involvelment, Identity-Media, Lobbying, dan Social Investment).

Tentang Publication & Publicity: adalah salah satu cara dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Pihak public relations akan mengupayakan menyebarkan berita-berita positif di media massa supaya publik memiliki kesan yang baik.

Ketika perusahan/organisasi tersebut memiliki kredibilitas tinggi dan terpercaya tentu akan meningkatkan daya tarik publik hingga pembelian meningkat.

pengeluaran dari perusahaan karena sifatnya yang tidak berbayar.

Dampak publisitas terhadap suatu produk akan lebih baik dengan langsung terbangunnya kredibilitas akan perusahaan atau produknya, karena kredibilitas publisitas lebih baik, orang akan lebih pecaya atas informasi yang diberitakan, ketimbang iklan yang memiliki tingkat kredibilitas yang lebih rendah dari publisitas.

Publisitas akan memungkinkan untuk memberikan informasi lebih detail mengenai perusahaan atau produknya.

Di sini berlaku prinsip awal tujuan public relations untuk menciptakan citra positif dengan ketercukupan informasi mengenai perusahaan, dengan publisitas informasi yang diberikan akan detail dan ketercukupan infromasi pun akan terpenuhi.

STRATEGI

Untuk meningkatkan publisitas PR dapat membangun hubungan yang baik dengan media. Disini berlaku prinsip “wins editor heart & mind” yang berarti “menangkan hati dan pikiran ediotr” (Kriyantono, 2008:70).

Kualitas liputan berita di media sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan media.

Karena pada prinsipnya media dan public relations layaknya simbiosis mutualisme. Public relations butuh media dalam rangka penyebaran informasi mengenai perusahaan. Media sejatinya juga butuh public relations, karena dapat membantu mereka dalam pencarian berita, untuk memenuhi hak masyarakat akan informasi.

Meskipun publisitas memiliki kekurangan, tetapi jika public relations bisa memanfaatkan kekurangan tersebut malah akan menjadi titik point untuk memaksimalkan kelebihan-kelebihan dari publisitas.

Teknik untuk menciptakan publisitas:

Press release

Pitch letter atau surat penawaran

Konferensi pers

Media gathering

Media tour

Special event

Media interview

Layanan informasi publik

SKILL DASAR PR

Para personel PR harus memiliki skill dasar PR berikut untuk menguasai teknik-teknik media relations:

menulis press release

produksi media visual (infografik)

manajemen event

riset media

copywriting

Selain itu, hubungan media yang terjaga dengan baik juga dapat membantu PR dalam menangani krisis yang dialami oleh perusahaan. Hubungan yang baik akan membuat berita di saat krisis terasa lebih positif.

Dalam situasi buruk saat AirAsia QZ8501 jatuh di laut Jawa, media tidak hanya melaporkan proses evakuasi, tetapi juga menceritakan kisah-kisah heroik lain selama masa krisis AirAsia.

Publisitas yang positif sangat dibutuhkan selama masa krisis agar publik tetap percaya terhadap perusahaan dan mendukung perusahaan untuk melewati masa sulit.

- Memahami pentingnya media relation untuk keberhasilan kerja-kerja PR -

KEGIATAN DALAM MEDIA RELATION:

Media relations sangat penting artinya sebagai bentuk komunikasi dan perantara antara suatu instansi dengan publiknya. Ada 2 jenis kegiatan utama, yaitu:

KEGIATAN PENULISAN

KEGIATAN NON PENULISAN

Penulisan Press Release: informasi tertulis suatu instansi/ organisasi untuk dipublikasikan di media massa. Instansi akan mendapatkan publisitas sehubungan dengan event yang diselenggarakan atau berita yang diangkat.

Penulisan Artikel,: mengirim seluruh bentuk tulisan di media massa, baik opini, esai, kolom dsb

Penulisan Surat Pembaca: kegiatan untuk menginformasikan kegiatan melalui forum pembaca di media cetak, baik informasi itu berasal dari inisiatif lembaga, maupun sebagai umpan balik (jawaban) bagi publik yang menulis seputar lembaga, aktivitas, atau misi lembaga  kita.

Penulisan Feature: penulisan karangan khas/tuturan/berita kisah yang didapatkan dari hasil reportase sendiri atau interpretasi data yang telah tersedia.

Penulisan Advertorial (pariwara): penulisan iklan tentang lembaga/ aktivitasnya dalam bentuk seperti berita di media massa.

Penulisan Annual Report: penulisan laporan tahunan aktivitas lembaga. Pengiriman laporan tahunan ke media sebagai upaya membangun kepercayaan, pertanggungjawaban, dan hubungan dengan media. Tidak ditujukan untuk dimuat. Bila ditujukan untuk pemuatan, dibutuhkan resume/ringkasan dalam bentuk press release.

KEGIATAN NON PENULISAN

Undangan Peliputan: mengundang wartawan untuk melaksanakan meliput acara yang kita selenggarakan.

Konferensi Pers: aktivitas mengundang wartawan untuk berbicara, dengan materi yang sudah disiapkan secara matang oleh penyelenggara.

Press Briefing/jumpa pers rutin: aktivitas ini menyampaikan info-info tentang aktivitas instansi kepada pers, juga diadakan respon atau pertanyaan wartawan.

Press Luncheon: jamuan makan siang bagi para wakil media massa/wartawan. Pada peluang ini pihak pers dapat berjumpa dengan top manajemen instansi guna menperdengarkan perkembangan perusahaan/instansi tersebut.

Press Tour: meng­ajak wartawan berkunjung ke suatu lokasi, baik yang berada di lingkungannya, ataupun ke daerah atau lokasi yang mempunyai kaitan dengan kiprah instansi tersebut, contohnya desa binaan Lembaga dll.

Wawancara: bertemunya wartawan dan narasumber dari suatu instansi untuk mengorek informasi atau mengklarifikasi bermacam persoalan, menyangkut organisasi, misi, ataupun kegiatan kelembagaan

Special Event: aktivitas khusus yang melibatkan media, contohnya menjadi sponsor perlombaan penulisan jurnalistik, menyelenggarakan pertandingan olahraga antarwartawan, dll.

Kunjungan ke Kantor Pers: melaksanakan kunjungan ke kantor media dengan tujuan untuk menjalin relasi kerjasama, mengenal seluk-beluk kerja media, atau untuk menginfokan semua suatu mengenai organisasi, isu yang kita angkat, dan kegiatan yang sudah/ akan kita kerjakan.

TUJUAN MENJALIN RELASI DENGAN MEDIA

Media bisa digunakan untuk membangun citra positif instansi di mata publik.

Media bisa dimanfaatkan sebagai alat promosi instansi.

Media dianggap mempunyai peran sebagai perpanjangan tangan untuk berdialog dengan publik, sehingga publik bisa mengenal kegiatan instansi.

Media diukur bisa menolong instansi dalam menosialisasikan kebijakan terhadap masyarakat luas.

Instansi bisa lebih diketahui (menjadi terkenal) di mata publik bila diberitakan oleh media.

dsb.

CARA MENJALIN RELASI DENGAN MEDIA:

Upayakan kenal secara personal.

Upayakan punya contact person.

Upayakan menyajikan info secara informal sebelum info resmi.

Lakukan kontak rutin.

Pertukaran info yang terbuka dan realistis

BEKERJA DENGAN MEDIA

Memahami media

Memahami bagaimana cara bekerja sama dengan setiap medium, cara menghasilkan isi (content) untuk tiap-tiap media, cara memenuhi persyaratan spesifik, dan menangani audien media.

Praktisi PR harus membangun & menjaga hubungan yang saling menghormati & saling memercayai dengan awak media. Hubungan ini, meskipun saling menguntungkan, intinya tetap berseberangan atau bertentangan, karena jurnalis & praktisi tidak dalam bisnis yang sama & punya tujuan komunikasi yang berbeda.

Pedoman untuk hubungan media yang baik :

Sampaikan dengan jujur. “bekerjasamalah dengan wartawan di masa sulit maupun di masa baik..” berita harus disiarkan ke semua media yang relevan secepat mungkin, membiarkan media menentukan kapan menayangkan informasi.

Memberi pelayanan: memberi berita dan gambar yang layak, menarik & baru sesuai keinginan wartawan. Praktisi harus tahu deadline wartawan.

Jangan merengek/ mengomel: serahkan pada wartawan apakah berita layak tayang atau tidak.

Jangan minta untuk membungkam: praktisi tidak punya hak meminta pers membungkam/ mencabut berita. Ajukan permintaan koreksi/ klarifikasi apabila ada berita yang menyesatkan atau kurang akurat.

Jangan banjiri media: 1. berikan apa yang dianggap berita oleh wartawan, 2. perbarui terus mailing list media, 3. kirim hanya pada 1 wartawan –yang paling tepat- untuk tiap media.

Pedoman untuk bekerja sama dengan pers :

1. Berbicaralah dari sudut pandang kepentingan publik, bukan kepentingan organisasi.

2. Membuat berita yang mudah digunakan dan dibaca

3. Jika anda tidak ingn beberapa pernyataan dikutip, jangan buat pernyataan itu

4. Nyatakan fakta paling penting di awal

5. Jangan berdebat dengan reporter karena anda bisa kehilangan kendali diri.

Jika sebuah pertanyaan mengandung bahasa yang menyinggung atau mengandung kata yang tidak anda sukai, jangan mengulanginya untuk menyangkalnya.

7. Jika reporter mengajukan pertanyaan langsung, beri jawaban langsung pula.

8. Jika juru bicara tidak tahu jawaban untuk suatu pertanyaan, mereka harus mengatakan “Saya tidak tahu, tetapi nanti akan saya berikan jawabannya kalau saya sudah tahu.”

9.Katakan kebenaran, meskipun menyakitkan.

10. Jangan lakukan konferensi pers kecuali anda punya sesuatu yang dianggap berita oleh reporter. Contoh: perselisihan manajemen dan buruh, persoalan kompleks yang memerlukan penjelasan latar belakang secara detail misal terobosan teknologi, pengumuman politik penting, kebijakan harga baru, dll.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PARADIGMA DAKWAH (Tabligh, Pengembangan Masyarakat, Harakah, Kultural)

PARADIGMA DAKWAH I Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah: Filsafat Dakwah Dosen Pengampu: Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I     Disusun oleh:   Atmimlana Nurrona                (1940210113) Siti Karlina                               (1940210116)     PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM INSTITUT AGAMA NEGERI KUDUS 2020   KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PARADIGMA DAKWAH 1” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Riza Zahriyal...

Teori Penetrasi Sosial

TEORI PENETRASI SOSIAL Teori ini berkaitan dengan bagaimana kita mengetahui atau mengenal orang lain dengan cara “masuk ke dalam” (penetrating) diri orang bersangkutan   lapisan dalam bola itu adalah hal-hal yang tidak tampak dari luar, sedangkan lapisan luar bola adalah hal-hal permukaan yang orang lihat tentang kita secara fisik akan terlihat seperti itu untuk mengetahui jati diri orang maka kita harus masuk ke dalam bola, untuk lebih tahu apa isi sesungguhnya di dalam bola tersebut. “Bola diri” seseorang memiliki 2 aspek: aspek “keluasan” (breadth) dan aspek “kedalaman” (depth). Kita dapat mengetahui berbagai jenis informasi tentang orang lain/ mungkin mendapat informasi detail dan mendalam tentang 1 atau 2 aspek tersebut dengan masuk ke dalam kehidupan orang tersebut. Ketika hubungan di antara 2 individu berkembang, maka mereka akan semakin mendapatkan informasi lebih luas dan dalam. Teori ini dikembangkan oleh Irwin Altman & Dalmas A. Taylor. Mereka memandang bahwa suatu h...

Media dan Masyarakat: Media Panas Dingin, Teori Agenda Setting

- Media dan Masyarakat: Media Panas Dingin, Teori Agenda Setting – Ari Yusmindarsih, M.I, KOM.   MEDIA PANAS DAN DINGIN McLuhan membagi media menjadi dua jenis yaitu 'media panas' (hot media) serta 'media dingin' (cool media). Media panas adalah media yang tidak menuntut perhatian besar dari pendengar, pembaca atau penonton (audien) media bersangkutan. Dalam menggunakan media ini audien tidak dituntut untuk mnggunakan daya imajinasinya, atau dengan kata lain sangat sedikit sekali daya imajinasi yang dibutuhkan. Partisipasi audien dalam media panas sangatlah rendah karena makna dari informasi yang diterima audien sudah sangat lengkap dan jelas. Media panas memberikan audien apa yang dibutuhkannya --dalam hal ini, hiburan. FILM Ketika menonton film di bioskop, kita hanya duduk, menonton film, sambil makan atau minum, tidak ada upaya keras untuk menerima dan memahami informasi dari media itu. Media dingin adalah media definisi rendah, membutuhkan par...