- Media dan Masyarakat: Media Panas Dingin, Teori Agenda Setting –
MEDIA PANAS DAN DINGIN
McLuhan membagi media menjadi dua jenis yaitu 'media panas'
(hot media) serta 'media dingin' (cool media).
Media panas adalah media yang tidak menuntut perhatian besar dari
pendengar, pembaca atau penonton (audien) media bersangkutan.
Dalam menggunakan media ini audien tidak dituntut untuk mnggunakan
daya imajinasinya, atau dengan kata lain sangat sedikit sekali daya imajinasi
yang dibutuhkan.
Partisipasi audien dalam media panas sangatlah rendah karena makna
dari informasi yang diterima audien sudah sangat lengkap dan jelas.
Media panas memberikan audien apa yang dibutuhkannya --dalam hal
ini, hiburan.
FILM
Ketika menonton film di bioskop, kita hanya duduk, menonton film,
sambil makan atau minum, tidak ada upaya keras untuk menerima dan memahami
informasi dari media itu.
Media dingin adalah media definisi rendah, membutuhkan partisipasi
audien yang cukup besar. Media dingin merupakan komunikasi definisi rendah yang
menuntut partsipasi aktif dari penonton, pendengar dan pembaca.
Audien harus memenuhi sendiri hal-hal yang tidak disediakan media
dingin.
Audien harus menciptakan makna melalui indranya dan secara
imaginatif melibatkan dirinya.
contoh: pembicaraan di telepon
McLuhan --> percakapan tatap muka atau
percakapan melalui telepon adalah contoh media dingin yang menuntut mereka yang
terlibat untuk memberikan makna terhadap suara atau kata-kata yang diucapkan.
McLuhan mengambil contoh pada debat calon presiden AS pada tahun
1960 antara John F. Kennedy dan Richard Nixon.
McLuhan menemukan audien yang menonton debat di TV memenangkan
Kennedy karena TV mampu menunjukkan dengan baik karakter dan pesona yang dimilikinya.
Sedangkan audien yang mengikuti debat melalui radio memenangkan Nixon, karena
Radio mampu menuntupi kelemahan Nixon yang mudah berkeringat.
Pemikiran McLuhan yang paling terkenal adalah ungkapannya --> "media
adalah pesan" (The medium is the Message).
Pesan yang disampaikan media tidak lebih penting dari media atau
saluran komunikasi yang digunakan pesan untuk sampai kepada penerimanya.
Media atau saluran komunikasi memiliki kekuatan dan memberikan
pengaruhnya kepada masyarakat, dan bukan isi pesannya.
Orang yang chatting di Internet atau berkomunikasi
melalui Facebook bisa jadi tidak terlalu mementingkan isi pesan yang mereka
terima atau isi pesan yang akan mereka tulis tetapi kenyataan bahwa mereka
menggunakan Internet atau Facebook itulah yang penting.
Suatu pesan yang disampaikan melalui radio memberikan pengaruh
berbeda jika pesan tersebut disampaikan melalui televisi. Televisi mampu
memberikan efek yang lebih dramatis kepada suatu peristiwa.
Peristiwa serangan teroris di New York atau Perang Teluk di Timur
Tengah membuat perhatian orang beralih ke televisi. Orang menunggu setiap
perkembangan terbaru di depan televisi.
kartun menurut McLuhan masuk media dingin karena penonton dituntut
berpikir. kartun ini kan
imaginatif sekali. coba mana ada orang tertabrak mobil bisa hidup kembali
berkali-kali.
TEORI AGENDA SETTING
Agenda
setting menurut McCombs & Shaw adalah “mass media
have the ability to transfer the salience of items on their news agendas to
public agenda” (Griffin, 2010).
Media massa memang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi bahkan
membentuk pola pikir audience yang terkena terpaan informasinya.
Media massa mempunyai kemampuan untuk membuat masyarakat menilai
sesuatu yang penting berdasarkan apa yang disampaikan media, dengan kata
lain we judge as important what the media judge as important.
McCombs dan Shaw menerangkan bahwa apa yang disampaikan media
dianggap sebagai sesuatu yang penting dan patut untuk dipikirkan oleh
masyarakat luas.
Media bukan mempengaruhi pikiran masyarakat dengan memberitahu apa
yang mereka pikirkan dan apa saja ide atau nilai yang mereka miliki, namun
memberi tahu hal dan isu apa yang harus dipikirkan.
Masyarakat luas cenderung menilai bahwa apa-apa yang disampaikan
melalui media massa adalah hal yang memang layak untuk dijadikan isu bersama
dan menjadi cakupan ranah publik.
McCombs dan Shaw tidak menutup pandangan yang menghargai dan
meyakini bahwa audience juga memiliki kekuatannya sendiri, yaitu
dengan hipotesis selective exposure.
Hipotesis ini menjelaskan bahwa manusia cenderung hanya akan
melihat dan membaca informasi serta berita yang sejalan dan tidak mengancam
atau bertentangan dengan kepercayaan yang selama ini mereka miliki dan bangun.
Hal ini menunjukkan kekuatan dan kebebasan manusia dalam memilih,
menyortir, dan menerima pesan yang disampaikan oleh media massa.
teori agenda setting memiliki keunikan yang mendukung dua
asumsi dasar
1. Teori ini menyatakan dengan jelas bahwa media massa memiliki
kekuatan dalam mempengaruhi dan membentuk persepsi masyarakat.
2. Teori ini juga mendukung hipotesis bahwa bagaimanapun semuanya
kembali lagi kepada individu, dimana mereka memiliki kebebasan untuk memilih
apa yang ingin mereka terima.
CONTOH: TAYANGAN BERITA DI TV
Ketika marak kasus kekerasan seksual pada anak, masyarakat menerima
informasi tersebut sebagai gambaran dari realitas yang terjadi sesungguhnya
meski sebenarnya mereka tidak mengalami langsung.
Informasi ini membuat masyarakat menyadari pentingnya perkara
tersebut dan lebih peka akan indikasi yang mengarah pada kasus itu. Tak jarang
setelah ada satu kasus kekerasan seksual anak yang muncul dari satu daerah,
kasus serupa pun terbongkar dari daerah lain.
Hal ini menunjukkan bahwa media mempengaruhi pola pikir manusia,
termasuk terhadap apa yang dianggap penting dan tidak. Informasi yang diangkat
dalam media membuat manusia menganggap bahwa itu adalah hal yang penting dan
layak untuk diperhatikan.
ini juga termasuk contoh berita tentang indikasi korupsi terkait
Bansos.
kita merasa geram dan bersama-sama merunut terkait peristiwa
tersebut di daerah masing-masing
Contoh lainnya adalah fenomena telolet yang cukup ramai beberapa
bulan yang lalu. Berbeda dengan contoh sebelumnya, fenomena ini terjadi melalui
media yang cukup baru yaitu media sosial. Telolet sebenarnya hanya suara
klakson bus antar kota yang khas dan nyaring, namun jadi melejit
karena viral di media sosial. Saking viral-nya, orang-orang dari
luar negeri turut memperlihatkan ketertarikan mereka terhadap fenomena telolet
ini.
MEDIA AGENDA - PUBLIC AGENDA
media agenda: pengukuran kriteria berdasarkan posisi dan
panjang story atau informasi yang disampaikan. Semakin utama posisi
penyampaian dan panjang durasi informasi yang disampaikan, semakin penting pula
kedudukan informasi tersebut. Informasi yang dianggap penting oleh media akan
disampaikan dengan terus-menerus, contohnya Anda bisa menemukan informasi ini
di setiap headline berita televisi, media cetak, maupun media
elektronik.
public agenda: isu publik
paling penting, pengukurannya berdasarkan pada survey opini publik. Public
agenda berfokus pada apa yang dipertimbangkan oleh setiap orang
mengenai key issue dari suatu hal atau isu, apa yang melekat di benak
orang tentang isu tertentu.
public agenda adalah opini atau pendapat publik yang mencakup
masyarakat luas mengenai suatu isu yang bisa jadi dianggap penting atau justru
tidak penting sama sekali.
SIAPA MEMPENGARUHI SIAPA?
Apakah agenda media yang mempengaruhi dan membentuk agenda publik,
atau justru agenda publik yang mempengaruhi agenda media?
McCombs dan Shaw sebagai pengusung teori agenda
setting menyatakan: agenda media lah yang mempengaruhi terbentuknya agenda
publik.
Ini dibuktikan dengan adanya korelasi kuat antara apa yang
disampaikan media dan pengaruhnya pada pandangan publik.
Ilmuwan lain menyatakan bahwa media hanyalah menyampaikan dan
merepresentasikan apa yang ada di masyarakat. Agenda media adalah agenda publik
yang disampaikan supaya lebih banyak diketahui lagi oleh masyarakat luas.
Peranan media dalam membentuk dan mempengaruhi pola
pikir audience tetap dirasa kuat keberadaannya.
Orang-orang yang rentan terkena terpaan agenda media adalah mereka
yang memiliki kebutuhan tinggi akan orientasi dan rasa penasaran akan hal-hal
yang terjadi dalam masyarakat.
Misalnya sebagai orang yang menyukai dunia fashion, orang
tersebut akan lebih mudah terpengaruhi informasi media mengenai tokoh fashion atau
tren fashion terkini.
AGENDA SETTER
Agenda setter adalah siapa yang membuat dan membentuk agenda
setting; dengan kata lain siapa yang menentukan agenda media dan
menyampaikan informasi berdasarkan agenda tersebut.
Yang menentukan agenda untuk para agenda setters adalah
editor berita atau gatekeeper.
[08.12, 7/12/2020] Bu Dosen Ari Yusmindarsih: Gatekeeper memiliki
peluang yang besar untuk menentukan agenda karena berita yang akan disampaikan
masyarakat pasti melalui mereka dulu dan disaring.
Mereka bisa membentuk dan menentukan berita apa yang disampaikan
pada masyarakat dan apa yang tidak, sehingga menjadi praktek agenda
setting.
Para ahli lain berpendapat bahwa politisi yang memiliki peran
sebagai penentu agenda bagi agenda setters. Politisi memilliki kepentingan
yang memang menyangkut citra dan masyarakat sehingga memungkinkan untuk
membentuk agenda setting.
PR atau humas professional juga dianggap memiliki peranan
membentuk agenda setting. Tugas PR yang memang membentuk dan mempertahankan
citra juga sangat memungkinkan untuk menentukan agenda setting.
apa yang tersaji di media sudah diatur untuk memengaruhi opini
publik. rawannya adalah apabila media bisa dibeli.
ini penting untuk penelitian media juga, bagaimana supaya kita bisa
menjadi pengontrol media supaya menyajikan berita yang berimbang, tidak
memenuhi kepentingan tertentu.
akan lebih bahaya apabila itu sampai mengelabui masyarakat dengan
mengaburkan fakta-fakta utama. masyarakat akhirnya sulit percaya dengan media.
media sosial dengan follower banyak juga berpeluang menjadi agenda
setter
followernya pasti akan selalu terpapar konten-kontennya.
nah tergantung kita, mau langsung terima mentah atau disaring dulu,
tidak 100% percaya pada konten tersebut.
Media & Budaya: (IDEOLOGI BUDAYA & HEGEMONI MEDIA)
IDEOLOGI BUDAYA
Teori budaya melibatkan berbagai pendapat tentang hubungan antara
budaya dan alam, budaya dan masyarakat, pembagian antara budaya tinggi dan
budaya rendah, serta keterkaitan antara tradisi budaya dan perbedaan budaya.
Dalam ilmu komunikasi, istilah teori budaya merujuk pada salah satu
pendekatan dari pendekatan kajian kritis/budaya atau critical/cultural
studies yaitu cultural studies atau kajian budaya.
Ono dalam Eadie (2009) menjelaskan
istilah critical atau kritik mengacu pada mereka yang menganut teori
kritis dan tradisi Marxist. Istilah cultural atau budaya mengacu pada
kajian budaya dan kajian budaya tradisi Inggris Raya yang menitikberatkan pada
beberapa aspek budaya seperti gender, ras, etnis, orientasi seksual, dan
kelompok-kelompok sub budaya seperti kelompok anti-globalisasi dan kelompok
pecinta lingkungan.
KONSEP
1. Budaya
Teori budaya dalam komunikasi atau kajian budaya sejatinya
merupakan pengembangan dari kajian komunikasi massa yang mencakup budaya.
Budaya sendiri merupakan sebuah konsep yang kompleks, yang merujuk pada
berbagai nilai, kepercayaan, praktek sosial, aturan, dan asumsi yang mengikat
sekelompok orang.
2. Teks
Budaya dapat dipelajari melalui teks atau praktek yang dilakukan di
kehidupan sehari-hari. Dalam teori budaya atau kajian budaya, teks merupakan
objek analisis. Teks sendiri secara luas diartikan sebagai isi media massa
tradisional seperti jenis-jenis program televisi, film, iklan, atau buku. Di
samping itu, teks juga diartikan sebagai berbagai macam hal yang tidak termasuk
dalam kategori tradisional seperti pusat-pusat perbelanjaan, T-shirts, boneka,
video permainan, atau pantai.
3. Makna
Berbagai teks yang kerap ditemui di kehidupan sehari-hari memiliki
makna masing-masing. Makna diartikan sebagai interpretasi yang dibawa oleh
anggota khalayak dari teks. Faktanya, teks memiliki banyak makna yang disebut
dengan polisemi. Setiap anggota khalayak akan memberikan interpretasi yang
berbeda kepada teks yang sama. Beberapa di antaranya bisa jadi menginterpretasi
teks sesuai dengan yang diinginkan oleh sumber, dan sebagian lagi akan
memberikan makna yang berbeda.
4. Ideologi
Dalam suatu teks umumnya berisi ideologi tertentu. Secara luas,
ideologi diartikan sebagai seperangkat ide atau kepercayaan, khususnya yang
berkaitan dengan subjek-subjek sosial dan politik. Pesan-pesan komunikasi massa
dan objek budaya populer lainnya memiliki ideologi yang melekat di dalamnya.
Terkadang ideologi mudah untuk dilihat seperti iklan komersial yang
mengilustrasikan kepercayaan bahwa konsumsi adalah baik bagi seorang individu
dan masyarakat. Namun, terkadang juga ideologi sangat sulit untuk dilihat.
5. Hegemoni
Hegemoni berkaitan erat dengan kekuasaan dan dominasi. Misalnya,
mereka yang memiliki saluran komunikasi massa sendiri cenderung melakukan
hegemoni budaya kepada khalayak. Berbagai kelompok yang memiliki kekuasaan
politik dan ekonomi dapat memperluas pengaruhnya kepada kelompok lain yang
tidak memiliki kekuasaan politik dan ekonomi atau masyarakat marginal.
HEGEMONI
Hegemoni berasal bahasa Yunani, egemonia, berarti
penguasa atau pemimpin.
Hegemoni dapat diartikan sebagai bentuk penguasaan terhadap kelompok
tertentu dengan menggunakan sumber daya kekuasaan tertentu, misalnya
intelektualisme atau moralitas.
Hegemoni dalam arti positif berarti masyarakat atau pihak yang
dikuasai menyepakati nilai-nilai yang dibawa oleh penguasa dan mengikuti
kepemimpinan mereka.
Hegemoni memiliki berbagai kekuatan untuk mempengaruhi masyarakat.
TEORI HEGEMONI - ANTONIO GRAMSCI
Gramsci menekankan adanya konflik dalam lingkungan sosial untuk
memperebutkan penerimaan publik. Kelompok yang dominan menguasai masyarakat
akan berusaha untuk menyebarkan ideologi atau kebenarannya agar diterima di
masyarakat, sementara kelompok subordinat yang memiliki pengalaman yang berbeda
dengan kelompok dominan (baik karena ras, umur, dan lainnya) maka mereka
berusaha untuk “ditaklukkan” oleh kelompok dominan.
HEGEMONI DALAM MEDIA MASSA
Dalam dunia politik, salah satu fungsi ideal media massa adalah
untuk mengawasi penguasa yang sedang menjalankan pemerintahan. Kritik-kritik
yang membangun diharapkan datang dari media massa kepada pemerintah.
Hegemoni media massa dapat diartikan sebagai sebuah penggunaan
media massa untuk melakukan hegemoni terhadap kelompok-kelompok tertentu yang
belum sepakat dengan gagasan ideologis para penguasa sehingga mereka sepakat
dan mengikuti wacana yang dikembangkan oleh penguasa.
Pada saat ini media massa malah digunakan sebagai alat untuk
menyebarluaskan gagasan tertentu yang mendukung atau memperkuat kekuasaan
kelompok tertentu sehingga diterima secara luas oleh masyarakat menjadi sebuah
ideologi.
Pada saat ini, para konglomerat pemilik media, yang notabene juga
merupakan aktor politik, berusaha menyebarluaskan wacana bahwa mereka pro pada
rakyat, dengan menayangkan program-program tertentu untuk menarik perhatian
publik walaupun sesungguhnya tujuan dari penayangan itu adalah agar publik
simpati dan sepakat dengan kemauan atau kekuasaan mereka.
Komentar
Posting Komentar