Langsung ke konten utama

Media dan Masyarakat: Media Panas Dingin, Teori Agenda Setting

- Media dan Masyarakat: Media Panas Dingin, Teori Agenda Setting –

Ari Yusmindarsih, M.I, KOM.

 

MEDIA PANAS DAN DINGIN

McLuhan membagi media menjadi dua jenis yaitu 'media panas' (hot media) serta 'media dingin' (cool media).

Media panas adalah media yang tidak menuntut perhatian besar dari pendengar, pembaca atau penonton (audien) media bersangkutan.

Dalam menggunakan media ini audien tidak dituntut untuk mnggunakan daya imajinasinya, atau dengan kata lain sangat sedikit sekali daya imajinasi yang dibutuhkan.

Partisipasi audien dalam media panas sangatlah rendah karena makna dari informasi yang diterima audien sudah sangat lengkap dan jelas.

Media panas memberikan audien apa yang dibutuhkannya --dalam hal ini, hiburan.

FILM

Ketika menonton film di bioskop, kita hanya duduk, menonton film, sambil makan atau minum, tidak ada upaya keras untuk menerima dan memahami informasi dari media itu.

Media dingin adalah media definisi rendah, membutuhkan partisipasi audien yang cukup besar. Media dingin merupakan komunikasi definisi rendah yang menuntut partsipasi aktif dari penonton, pendengar dan pembaca.

Audien harus memenuhi sendiri hal-hal yang tidak disediakan media dingin.

Audien harus menciptakan makna melalui indranya dan secara imaginatif melibatkan dirinya.

contoh: pembicaraan di telepon

McLuhan --> percakapan tatap muka atau percakapan melalui telepon adalah contoh media dingin yang menuntut mereka yang terlibat untuk memberikan makna terhadap suara atau kata-kata yang diucapkan.

McLuhan mengambil contoh pada debat calon presiden AS pada tahun 1960 antara John F. Kennedy dan Richard Nixon.

McLuhan menemukan audien yang menonton debat di TV memenangkan Kennedy karena TV mampu menunjukkan dengan baik karakter dan pesona yang dimilikinya. Sedangkan audien yang mengikuti debat melalui radio memenangkan Nixon, karena Radio mampu menuntupi kelemahan Nixon yang mudah berkeringat.

Pemikiran McLuhan yang paling terkenal adalah ungkapannya --> "media adalah pesan" (The medium is the Message).

Pesan yang disampaikan media tidak lebih penting dari media atau saluran komunikasi yang digunakan pesan untuk sampai kepada penerimanya.

Media atau saluran komunikasi memiliki kekuatan dan memberikan pengaruhnya kepada masyarakat, dan bukan isi pesannya.

Orang yang chatting di Internet atau berkomunikasi melalui Facebook bisa jadi tidak terlalu mementingkan isi pesan yang mereka terima atau isi pesan yang akan mereka tulis tetapi kenyataan bahwa mereka menggunakan Internet atau Facebook itulah yang penting.

Suatu pesan yang disampaikan melalui radio memberikan pengaruh berbeda jika pesan tersebut disampaikan melalui televisi. Televisi mampu memberikan efek yang lebih dramatis kepada suatu peristiwa.

Peristiwa serangan teroris di New York atau Perang Teluk di Timur Tengah membuat perhatian orang beralih ke televisi. Orang menunggu setiap perkembangan terbaru di depan televisi.

kartun menurut McLuhan masuk media dingin karena penonton dituntut berpikir. kartun ini kan

imaginatif sekali. coba mana ada orang tertabrak mobil bisa hidup kembali berkali-kali.

TEORI AGENDA SETTING

Agenda setting menurut McCombs & Shaw adalah “mass media have the ability to transfer the salience of items on their news agendas to public agenda” (Griffin, 2010).

Media massa memang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi bahkan membentuk pola pikir audience yang terkena terpaan informasinya.

Media massa mempunyai kemampuan untuk membuat masyarakat menilai sesuatu yang penting berdasarkan apa yang disampaikan media, dengan kata lain we judge as important what the media judge as important.

McCombs dan Shaw menerangkan bahwa apa yang disampaikan media dianggap sebagai sesuatu yang penting dan patut untuk dipikirkan oleh masyarakat luas.

Media bukan mempengaruhi pikiran masyarakat dengan memberitahu apa yang mereka pikirkan dan apa saja ide atau nilai yang mereka miliki, namun memberi tahu hal dan isu apa yang harus dipikirkan.

Masyarakat luas cenderung menilai bahwa apa-apa yang disampaikan melalui media massa adalah hal yang memang layak untuk dijadikan isu bersama dan menjadi cakupan ranah publik.

McCombs dan Shaw tidak menutup pandangan yang menghargai dan meyakini bahwa audience juga memiliki kekuatannya sendiri, yaitu dengan hipotesis selective exposure.

Hipotesis ini menjelaskan bahwa manusia cenderung hanya akan melihat dan membaca informasi serta berita yang sejalan dan tidak mengancam atau bertentangan dengan kepercayaan yang selama ini mereka miliki dan bangun.

Hal ini menunjukkan kekuatan dan kebebasan manusia dalam memilih, menyortir, dan menerima pesan yang disampaikan oleh media massa.

teori agenda setting memiliki keunikan yang mendukung dua asumsi dasar

1. Teori ini menyatakan dengan jelas bahwa media massa memiliki kekuatan dalam mempengaruhi dan membentuk persepsi masyarakat.

2. Teori ini juga mendukung hipotesis bahwa bagaimanapun semuanya kembali lagi kepada individu, dimana mereka memiliki kebebasan untuk memilih apa yang ingin mereka terima.

CONTOH: TAYANGAN BERITA DI TV

Ketika marak kasus kekerasan seksual pada anak, masyarakat menerima informasi tersebut sebagai gambaran dari realitas yang terjadi sesungguhnya meski sebenarnya mereka tidak mengalami langsung.

Informasi ini membuat masyarakat menyadari pentingnya perkara tersebut dan lebih peka akan indikasi yang mengarah pada kasus itu. Tak jarang setelah ada satu kasus kekerasan seksual anak yang muncul dari satu daerah, kasus serupa pun terbongkar dari daerah lain. 

Hal ini menunjukkan bahwa media mempengaruhi pola pikir manusia, termasuk terhadap apa yang dianggap penting dan tidak. Informasi yang diangkat dalam media membuat manusia menganggap bahwa itu adalah hal yang penting dan layak untuk diperhatikan.

ini juga termasuk contoh berita tentang indikasi korupsi terkait Bansos.

kita merasa geram dan bersama-sama merunut terkait peristiwa tersebut di daerah masing-masing

Contoh lainnya adalah fenomena telolet yang cukup ramai beberapa bulan yang lalu. Berbeda dengan contoh sebelumnya, fenomena ini terjadi melalui media yang cukup baru yaitu media sosial. Telolet sebenarnya hanya suara klakson bus antar kota yang khas dan nyaring, namun jadi melejit karena viral di media sosial. Saking viral-nya, orang-orang dari luar negeri turut memperlihatkan ketertarikan mereka terhadap fenomena telolet ini.

MEDIA AGENDA - PUBLIC AGENDA

media agenda:  pengukuran kriteria berdasarkan posisi dan panjang story atau informasi yang disampaikan. Semakin utama posisi penyampaian dan panjang durasi informasi yang disampaikan, semakin penting pula kedudukan informasi tersebut. Informasi yang dianggap penting oleh media akan disampaikan dengan terus-menerus, contohnya Anda bisa menemukan informasi ini di setiap headline berita televisi, media cetak, maupun media elektronik.

public agenda: isu publik paling penting, pengukurannya berdasarkan pada survey opini publik. Public agenda berfokus pada apa yang dipertimbangkan oleh setiap orang mengenai key issue dari suatu hal atau isu, apa yang melekat di benak orang tentang isu tertentu.

public agenda adalah opini atau pendapat publik yang mencakup masyarakat luas mengenai suatu isu yang bisa jadi dianggap penting atau justru tidak penting sama sekali.

SIAPA MEMPENGARUHI SIAPA?

Apakah agenda media yang mempengaruhi dan membentuk agenda publik, atau justru agenda publik yang mempengaruhi agenda media?

McCombs dan Shaw sebagai pengusung teori agenda setting menyatakan: agenda media lah yang mempengaruhi terbentuknya agenda publik.

Ini dibuktikan dengan adanya korelasi kuat antara apa yang disampaikan media dan pengaruhnya pada pandangan publik.

Ilmuwan lain menyatakan bahwa media hanyalah menyampaikan dan merepresentasikan apa yang ada di masyarakat. Agenda media adalah agenda publik yang disampaikan supaya lebih banyak diketahui lagi oleh masyarakat luas.

Peranan media dalam membentuk dan mempengaruhi pola pikir audience tetap dirasa kuat keberadaannya.

Orang-orang yang rentan terkena terpaan agenda media adalah mereka yang memiliki kebutuhan tinggi akan orientasi dan rasa penasaran akan hal-hal yang terjadi dalam masyarakat.

Misalnya sebagai orang yang menyukai dunia fashion, orang tersebut akan lebih mudah terpengaruhi informasi media mengenai tokoh fashion atau tren fashion terkini.

AGENDA SETTER

Agenda setter adalah siapa yang membuat dan membentuk agenda setting; dengan kata lain siapa yang menentukan agenda media dan menyampaikan informasi berdasarkan agenda tersebut.

Yang menentukan agenda untuk para agenda setters adalah editor berita atau gatekeeper.

[08.12, 7/12/2020] Bu Dosen Ari Yusmindarsih: Gatekeeper memiliki peluang yang besar untuk menentukan agenda karena berita yang akan disampaikan masyarakat pasti melalui mereka dulu dan disaring.

Mereka bisa membentuk dan menentukan berita apa yang disampaikan pada masyarakat dan apa yang tidak, sehingga menjadi praktek agenda setting.

Para ahli lain berpendapat bahwa politisi yang memiliki peran sebagai penentu agenda bagi agenda setters. Politisi memilliki kepentingan yang memang menyangkut citra dan masyarakat sehingga memungkinkan untuk membentuk agenda setting.

PR atau humas professional juga dianggap memiliki peranan membentuk agenda setting. Tugas PR yang memang membentuk dan mempertahankan citra juga sangat memungkinkan untuk menentukan agenda setting.

apa yang tersaji di media sudah diatur untuk memengaruhi opini publik. rawannya adalah apabila media bisa dibeli.

ini penting untuk penelitian media juga, bagaimana supaya kita bisa menjadi pengontrol media supaya menyajikan berita yang berimbang, tidak memenuhi kepentingan tertentu.

akan lebih bahaya apabila itu sampai mengelabui masyarakat dengan mengaburkan fakta-fakta utama. masyarakat akhirnya sulit percaya dengan media.

media sosial dengan follower banyak juga berpeluang menjadi agenda setter

followernya pasti akan selalu terpapar konten-kontennya.

nah tergantung kita, mau langsung terima mentah atau disaring dulu, tidak 100% percaya pada konten tersebut.

Media & Budaya: (IDEOLOGI BUDAYA & HEGEMONI MEDIA)

IDEOLOGI BUDAYA

Teori budaya melibatkan berbagai pendapat tentang hubungan antara budaya dan alam, budaya dan masyarakat, pembagian antara budaya tinggi dan budaya rendah, serta keterkaitan antara tradisi budaya dan perbedaan budaya.

Dalam ilmu komunikasi, istilah teori budaya merujuk pada salah satu pendekatan dari pendekatan kajian kritis/budaya atau critical/cultural studies yaitu cultural studies atau kajian budaya.

Ono dalam Eadie (2009) menjelaskan istilah critical atau kritik mengacu pada mereka yang menganut teori kritis dan tradisi Marxist. Istilah cultural atau budaya mengacu pada kajian budaya dan kajian budaya tradisi Inggris Raya yang menitikberatkan pada beberapa aspek budaya seperti gender, ras, etnis, orientasi seksual, dan kelompok-kelompok sub budaya seperti kelompok anti-globalisasi dan kelompok pecinta lingkungan.

KONSEP

1. Budaya

Teori budaya dalam komunikasi atau kajian budaya sejatinya merupakan pengembangan dari kajian komunikasi massa yang mencakup budaya. Budaya sendiri merupakan sebuah konsep yang kompleks, yang merujuk pada berbagai nilai, kepercayaan, praktek sosial, aturan, dan asumsi yang mengikat sekelompok orang.

2. Teks

Budaya dapat dipelajari melalui teks atau praktek yang dilakukan di kehidupan sehari-hari. Dalam teori budaya atau kajian budaya, teks merupakan objek analisis. Teks sendiri secara luas diartikan sebagai isi media massa tradisional seperti jenis-jenis program televisi, film, iklan, atau buku. Di samping itu, teks juga diartikan sebagai berbagai macam hal yang tidak termasuk dalam kategori tradisional seperti pusat-pusat perbelanjaan, T-shirts, boneka, video permainan, atau pantai.

3. Makna

Berbagai teks yang kerap ditemui di kehidupan sehari-hari memiliki makna masing-masing. Makna diartikan sebagai interpretasi yang dibawa oleh anggota khalayak dari teks. Faktanya, teks memiliki banyak makna yang disebut dengan polisemi. Setiap anggota khalayak akan memberikan interpretasi yang berbeda kepada teks yang sama. Beberapa di antaranya bisa jadi menginterpretasi teks sesuai dengan yang diinginkan oleh sumber, dan sebagian lagi akan memberikan makna yang berbeda.

4. Ideologi

Dalam suatu teks umumnya berisi ideologi tertentu. Secara luas, ideologi diartikan sebagai seperangkat ide atau kepercayaan, khususnya yang berkaitan dengan subjek-subjek sosial dan politik. Pesan-pesan komunikasi massa dan objek budaya populer lainnya memiliki ideologi yang melekat di dalamnya. Terkadang ideologi mudah untuk dilihat seperti iklan komersial yang mengilustrasikan kepercayaan bahwa konsumsi adalah baik bagi seorang individu dan masyarakat. Namun, terkadang juga ideologi sangat sulit untuk dilihat.

5. Hegemoni

Hegemoni berkaitan erat dengan kekuasaan dan dominasi. Misalnya, mereka yang memiliki saluran komunikasi massa sendiri cenderung melakukan hegemoni budaya kepada khalayak. Berbagai kelompok yang memiliki kekuasaan politik dan ekonomi dapat memperluas pengaruhnya kepada kelompok lain yang tidak memiliki kekuasaan politik dan ekonomi atau masyarakat marginal.

HEGEMONI

Hegemoni berasal bahasa Yunani, egemonia, berarti penguasa atau pemimpin.

Hegemoni dapat diartikan sebagai bentuk penguasaan terhadap kelompok tertentu dengan menggunakan sumber daya kekuasaan tertentu, misalnya intelektualisme atau moralitas.

Hegemoni dalam arti positif berarti masyarakat atau pihak yang dikuasai menyepakati nilai-nilai yang dibawa oleh penguasa dan mengikuti kepemimpinan mereka.

Hegemoni memiliki berbagai kekuatan untuk mempengaruhi masyarakat.

TEORI HEGEMONI - ANTONIO GRAMSCI

Gramsci menekankan adanya konflik dalam lingkungan sosial untuk memperebutkan penerimaan publik. Kelompok yang dominan menguasai masyarakat akan berusaha untuk menyebarkan ideologi atau kebenarannya agar diterima di masyarakat, sementara kelompok subordinat yang memiliki pengalaman yang berbeda dengan kelompok dominan (baik karena ras, umur, dan lainnya) maka mereka berusaha untuk “ditaklukkan” oleh kelompok dominan.

HEGEMONI DALAM MEDIA MASSA

Dalam dunia politik, salah satu fungsi ideal media massa adalah untuk mengawasi penguasa yang sedang menjalankan pemerintahan. Kritik-kritik yang membangun diharapkan datang dari media massa kepada pemerintah.

Hegemoni media massa dapat diartikan sebagai sebuah penggunaan media massa untuk melakukan hegemoni terhadap kelompok-kelompok tertentu yang belum sepakat dengan gagasan ideologis para penguasa sehingga mereka sepakat dan mengikuti wacana yang dikembangkan oleh penguasa.

Pada saat ini media massa malah digunakan sebagai alat untuk menyebarluaskan gagasan tertentu yang mendukung atau memperkuat kekuasaan kelompok tertentu sehingga diterima secara luas oleh masyarakat menjadi sebuah ideologi.

Pada saat ini, para konglomerat pemilik media, yang notabene juga merupakan aktor politik, berusaha menyebarluaskan wacana bahwa mereka pro pada rakyat, dengan menayangkan program-program tertentu untuk menarik perhatian publik walaupun sesungguhnya tujuan dari penayangan itu adalah agar publik simpati dan sepakat dengan kemauan atau kekuasaan mereka.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PARADIGMA DAKWAH (Tabligh, Pengembangan Masyarakat, Harakah, Kultural)

PARADIGMA DAKWAH I Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah: Filsafat Dakwah Dosen Pengampu: Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I     Disusun oleh:   Atmimlana Nurrona                (1940210113) Siti Karlina                               (1940210116)     PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM INSTITUT AGAMA NEGERI KUDUS 2020   KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PARADIGMA DAKWAH 1” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I. pada bidang studi Filsafat Dakwah. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca juga penulis. Penulis mengucapkan terimaksih kepada Bapak Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I. yang telah memberikan tugas ini sehingga

Teori Penetrasi Sosial

TEORI PENETRASI SOSIAL Teori ini berkaitan dengan bagaimana kita mengetahui atau mengenal orang lain dengan cara “masuk ke dalam” (penetrating) diri orang bersangkutan   lapisan dalam bola itu adalah hal-hal yang tidak tampak dari luar, sedangkan lapisan luar bola adalah hal-hal permukaan yang orang lihat tentang kita secara fisik akan terlihat seperti itu untuk mengetahui jati diri orang maka kita harus masuk ke dalam bola, untuk lebih tahu apa isi sesungguhnya di dalam bola tersebut. “Bola diri” seseorang memiliki 2 aspek: aspek “keluasan” (breadth) dan aspek “kedalaman” (depth). Kita dapat mengetahui berbagai jenis informasi tentang orang lain/ mungkin mendapat informasi detail dan mendalam tentang 1 atau 2 aspek tersebut dengan masuk ke dalam kehidupan orang tersebut. Ketika hubungan di antara 2 individu berkembang, maka mereka akan semakin mendapatkan informasi lebih luas dan dalam. Teori ini dikembangkan oleh Irwin Altman & Dalmas A. Taylor. Mereka memandang bahwa suatu hubun