Langsung ke konten utama

Teori Penetrasi Sosial

TEORI PENETRASI SOSIAL


Teori ini berkaitan dengan bagaimana kita mengetahui atau mengenal orang lain dengan cara “masuk ke dalam” (penetrating) diri orang bersangkutan

 

lapisan dalam bola itu adalah hal-hal yang tidak tampak dari luar, sedangkan lapisan luar bola adalah hal-hal permukaan yang orang lihat tentang kita secara fisik akan terlihat seperti itu

untuk mengetahui jati diri orang maka kita harus masuk ke dalam bola, untuk lebih tahu apa isi sesungguhnya di dalam bola tersebut.

“Bola diri” seseorang memiliki 2 aspek: aspek “keluasan” (breadth) dan aspek “kedalaman” (depth).

Kita dapat mengetahui berbagai jenis informasi tentang orang lain/ mungkin mendapat informasi detail dan mendalam tentang 1 atau 2 aspek tersebut dengan masuk ke dalam kehidupan orang tersebut.

Ketika hubungan di antara 2 individu berkembang, maka mereka akan semakin mendapatkan informasi lebih luas dan dalam.

Teori ini dikembangkan oleh Irwin Altman & Dalmas A. Taylor. Mereka memandang bahwa suatu hubungan selalu melibatkan perbedaan tingkatan kedekatan/ derajat penetrasi sosial.

Dalam Buku "Social Penetration: The Development of Interpersonal Relationships", dikenal istilah relational development, yang pengertiannya adalah sebuah proses ketikaa salah satu pihak mencoba lebih mempelajari informasi tentang mitra mereka.

Richard West (2013) memberikan asumsi teori penetrasi sosial yaitu :

Relationship development bergerak dari lapisan superfisial ke lapisan yang lebih             dekat hubungannya.

Hubungan interpersonal dibangun dalam lingkungan yang sistematis dan dapat                 diprediksi

Relational development dapat berjalan balik yang menghasilkan de-penetrasi dan             disolusi


KONSEP DASAR 

Ada 2 konsep dasar dalam teori penetrasi sosial, yaitu pengungkapan diri atau self-disclosure dan timbal-balik atau reciprocity.

A. Pengungkapan diri atau self-disclosure

Pengungkapan diri atau self-disclosure adalah tindakan yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain tentang diri kita yang kita yakini mereka belum mengetahuinya.

Contoh: dapat dilihat dari percakapan yang kita lakukan dengan orang lain yang memiliki  hubungan dengan tingkat kedekatan yang cukup tinggi, pengungkapan diri melibatkan proses berbagi sebagian diri kita dengan orang lain.

Keluasan/ breadth menggambarkan rentang topik yang kita bicarakan. Kedalaman atau depth adalah mengukur seberapa dekat atau seberapa pribadi pengungkapan diri yang kita lakukan.

Salah satu cara untuk memandang perbedaan hubungan yang kita miliki adalah dengan melakukan analisa sebarapa banyak atau seberapa sedikit pengungkapan diri yang dilakukan kepada berbagai orang yang berbeda dalam lingkaran sosial kita.

Prinsip-prinsip Pengungkapan Diri/  Self-Disclosure

Dalmas A. Taylor: pengungkapan diri atau self-disclosure adalah sebuah proses pertukaran.

Pengungkapan diri atau self-disclosure memiliki beberapa prinsip, yaitu :

Pengungkapan diri/ umumnya bergerak dalam tahapan-tahapan kecil

       Pengungkapan diri umumnya diawali dengan hal-hal kecil seperti penggunaan baju         yang tepat ketika kita memasuki lingkungan yang baru. 

Ketika kita masuk ke dalam lingkungan baru dan mengikuti semua aturan yang berlaku dalam lingkungan baru itu maka kita akan dihargai, dipercaya, membangun kredibiltas, dan kita akan mendapat tempat di lingkungan yang baru. 

Demikian pula ketika kita berkomunikasi dengan orang lain. Ketika kita memiliki rasa percaya diri yang tinggi maka informasi pribadi akan dengan mudah dikemukakan.

Pengungkapan diri bergerak dari informasi yang bersifat impersonal ke informasi yang bersifat lebih akrab

Apapun yang kita lakukan terutama ketika kita masih bekerja di salah satu perusahaan atau insitusi hendaknya kita tetap menaati peraturan yang berlaku.

Karena ketika kita mengekspos apa yang kita lakukan ke ranah publik maka kita tidak hanya merepresentasikan diri kita melainkan kita juga merepresentasikan tempat kita bekerja dan reputasinya.

Pengungkapan diri atau self-disclosure bersifat timbal balik

Pengungkapan diri bersifat timbal balik khususnya ketika berada pada tahap-tahap awal relationship development.

sebuah proses ketika seorang individu melepaskan/ mengungkapkan informasi pribadi dalam tingkatan kedekatan yang pasti, dan pihak lainnya akan melakukan hal yang sama dalam tingkatan yang sama pula.

Pengungkapan diri secara timbal balik dapat menginduksi perasaan positif yang mendorong relational development ke arah berikutnya. Pengungkapan diri secara timbal balik terjadi ketika keterbukaan seorang individu dibalas juga dengan keterbukaan yang sama dari individu lainnya.

Pengungkapan diri atau self-disclosure melibatkan resiko

“Jangan menilai buku dari sampulnya.” Terkadang referensi atau komentar yang kita berikan kepada orang lain dapat menimbulkan konflik.

Pengungkapan diri atau self-disclosure melibatkan kepercayaan

Kepercayaan yang kita bangun dengan teman atau rekan kerja membutuhkan waktu yang tidak lama namun hanya membutuhkan waktu sekejap untuk merusak kepercayaan.

ini tantangannya, bagaimana kita bisa memegang kepercayaan yang sudah diberikan orang lain kepada kita. apalagi kalau itu kaitannya dengan bisnis/ pekerjaan.

membangun kepercayaan lebih mudah daripada mempertahankannya




selain perumpamaan bola gambaran teori penetrasi sosial juga seperti lapisan bawang

lapisan luar tipis, makin masuk ke dalam makin tebal dan dalam

 

B. Timbal-balik atau reciprocity

Konsep dasar kedua dari teori penetrasi sosial adalah timbal balik atau reciprocity.

Norma timbal-balik menyatakan bahwa ketika seorang individu melepaskan sesuatu tentang dirinya sendiri, orang lain seharusnya merespon dengan memberika informasi yang sama baik terkait jumlah informasi  serta kedalaman informasi yang dibagikan.

Informasi adalah sebuah sumber daya dan ketika kita membuka beberapa hal tentang diri kita kepada orang lain, maka kita cenderung untuk berharap bahwa orang lain pun akan membuka beberapa hal terkait dirinya kepada kita.

Timbal-balik adalah sebuah norma bukan hukum universal.

Terkadang, seorang mitra  ketika membentuk suatu hubungan akan melakukan hal yang sama di lain waktu.

tidak selalu harus di saat itu juga mendapat respon timbal balik

Rangkaian tahapan yang harus dilalui ketika ingin membangun sebuah hubungan, yaitu :

Orientation stage – orang memulai pembicaraan yang pendek dan sederhana

Exploratory-affective stage – setiap individu mulai melepaskan dirinya sendiri dengan mengekspresikan sikap-sikap peribadi tentang topik-topik umum seperti pemerintahan dan pendidikan. Tahapan ini adalah tahap pertemanan kasual dan banyak hubungan tidak bergerak lebih lanjut dari tahapan ini

Affective stage – orang mulai berbicara tentang hal-hal yang bersifat pribadi dan personal. Kritik dan argument berkembang. Pada tahapan ini dapat terjadi sentuhan intim dan pelukan

Stable stage – hubungan berkembang menjangkau tingkatan ketika hal-hal personal dibagikan, dan salah satu pihak dapat memprediksi reaksi emosional dari orang lain

Depenetration – ketika sebuah hubungan mulai jatuh dan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan. Pada tahapan ini terjadi penarikan pengungkapan diri yang dapat mengakibatkan berakhirnya suatu hubungan


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PARADIGMA DAKWAH (Tabligh, Pengembangan Masyarakat, Harakah, Kultural)

PARADIGMA DAKWAH I Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah: Filsafat Dakwah Dosen Pengampu: Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I     Disusun oleh:   Atmimlana Nurrona                (1940210113) Siti Karlina                               (1940210116)     PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM INSTITUT AGAMA NEGERI KUDUS 2020   KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PARADIGMA DAKWAH 1” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I. pada bidang studi Filsafat Dakwah. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca juga penulis. Penulis mengucapkan terimaksih kepada Bapak Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I. yang telah memberikan tugas ini sehingga

Media dan Masyarakat: Media Panas Dingin, Teori Agenda Setting

- Media dan Masyarakat: Media Panas Dingin, Teori Agenda Setting – Ari Yusmindarsih, M.I, KOM.   MEDIA PANAS DAN DINGIN McLuhan membagi media menjadi dua jenis yaitu 'media panas' (hot media) serta 'media dingin' (cool media). Media panas adalah media yang tidak menuntut perhatian besar dari pendengar, pembaca atau penonton (audien) media bersangkutan. Dalam menggunakan media ini audien tidak dituntut untuk mnggunakan daya imajinasinya, atau dengan kata lain sangat sedikit sekali daya imajinasi yang dibutuhkan. Partisipasi audien dalam media panas sangatlah rendah karena makna dari informasi yang diterima audien sudah sangat lengkap dan jelas. Media panas memberikan audien apa yang dibutuhkannya --dalam hal ini, hiburan. FILM Ketika menonton film di bioskop, kita hanya duduk, menonton film, sambil makan atau minum, tidak ada upaya keras untuk menerima dan memahami informasi dari media itu. Media dingin adalah media definisi rendah, membutuhkan partis