Langsung ke konten utama

TEORI STRUKTURASI

 TEORI STRUKTURASI


Teori ini dikemukakan oleh Anthony Giddens

Giddens : individu mempunyai kemauan untuk mengubah struktur sosial.

Struktur dalam sistem sosial seperti norma-norma kelompok, jaringan komunikasi, institusi sosial, ataupun aturan pergaulan memengaruhi perilaku individu sehingga individu juga bisa memengaruhi struktur-struktur itu, salah satunya dengan cara membuat aturan baru.

Teori strukturasi menyebut relasi itu merupakan bagian dari sistem.

Asumsi pokok mengenai teori strukturasi:

Manusia adalah aktor (agen) yang menentukan pilihan sendiri atas perilakunya.

Organisasi diproduksi dan direproduksi melalui struktur yang dalam hal ini adalah penggunaan aturan dan sumber saya dalam interakri sosial.

Struktur bukanlan entitas fisik, melainkan merupakan seperangkat peraturan (rule) dan sumber daya (resources) ynag digunakan organisasi untuk mencapai tujuannya.

Karena struktur bersifat dinamis, maka struktur dalam organisasi bukan hanya dibentuk pada awalnya saja (prouced), melainkan juga mengalami proses pembentukan kembali (mengalami perubahan atau reproduced).

Struktur sering dipinjam dari kelompok yang lebih besar.

Menurut Barker (2011) Strukturasi mengandung tiga dimensi:

Pertama, pemahaman (interpretation / understanding), yaitu menyatakan cara agen memahami sesuatu.

Kedua, moralitas atau arahan yang tepat, yaitu menyatakan cara bagaimana seharusnya sesuatu itu dilakukan.

Ketiga, Kekuasaan dalam bertindak, yaitu menyatakan cara agen mencapai suatu keinginan.


AGENSI/ AGEN

Konsep agensi umunya diasosiasikan dengan kebebasan, kehendak bebas, tindakan kreativitas, orisinilitas dan kemungkinan perubahan melalui aksi agen bebas.

Agensi bebas adalah agen yang membentuk dirinya sendiri dengan konsep agensi sebagai sesuatu yang diproduksi secara sosial dan diberdayakan oleh sumber daya sosial yang disebarkan secara bervariasi, yang memunculkan berbagai tingkat kemampuan untuk bertindak pada ruang-ruang tertentu.

Contoh:  identitas suatu kaum terikat dengan struktur yang mewarnainya yang didahului oleh hasil nilai dan diskursus sosial yang memungkinkannya melakukan aktivitas-aktivitas tersebut sebagai seorang agen. Kemudian ada perbedaan antara konsepsi bahwa tindakan diciptakan oleh agen yang bebas karena tidak ditentukan dengan agensi sebagai suatu kapasitas untuk bertindak yang dibentuk secara sosial. Kebebasan yang mengarah pada kekuaasan subjektif dikaji secara khas.


STRUKTUR, STRUKTURASI

Struktur biasanya dipahami oleh kaum fungsionalis dan bahkan oleh mayoritas analis sosial-sebagao suatu ‘pemolaan’ hubungan atau fenomena-fenomena sosial.

Struktur adalah sesuatu yang bersifat eksternal bagi tindakan manusia, sebagai sumber yang mengekang kekuasaan subjek yang disusun secara mandiri.

Aturan yang muncul dalam interaksi sosial menjadi pedoman yang digunakan agen-agen atau pelaku-pelaku untuk melakukan reproduksi hubungan-hubungan sosial yang melintasi batasan waktu dan ruang.

Aturan muncul dengan ciri-ciri sebagai berikut:

Aturan sering dipikirkan dalam hubungan dengan permainan (games) atau sebagai konsep yang diformalkan.

Aturan sering diperlakukan tunggal, seolah-olah ia dapat dihubungkan dengan contoh-contoh khusus atau bagian dari tindakan.

Aturan tidak dapat dikonsepkan lepas dari sumber daya, yang menunjukkan cara dengan jalan mana hubungan transformative benar-benar bergabung dengan reproduksi dan produksi praktikpraktik sosial. Kemudian, sifat-sifat struktural menggambarkan bentuk dominasi dan kekuasaan.

Aturan secara tidak langsung menjadi prosedur metodis interaksi sosial.

secara umum struktur merupakan sifat-sifat terstuktur yang mengikat ruang dan waktu dalam sistem sosial.


DUALITAS STRUKTUR

Pembentukan agen- agen dan struktur-struktur bukanlah dua gugus fenomena tertentu yang terpisah, yakni dualism, melainkan menggambarkan suatu bentuk dualitas. Menurut gagasan dualitas struktur sifat-sifat struktual sistem sosial keduanya merupakan media dan hasil praktek-praktek yang mereka organisasikan secara rekursif


GENDER DAN RAS

Gender berasal dari bahasa latin “genus”, berarti tipe atau jenis.

Gender merupakan ciri-ciri peran dan tanggung jawab yang dibebankan pada perempuan dan laki-laki, yang ditentukan secara sosial dan bukan berasal dari pemberian Tuhan atau kodrat. Konsep gender adalah hasil konstruksi sosial yang diciptakan oleh manusia, yang sifatnya tidak tetap, berubah-ubah serta dapat dialihkan dan dipertukarkan menurut waktu, tempat dan budaya setempat dari satu jenis kelamin kepada jenis kelamin lainnya.

Konsep gender juga termasuk karakteristik atau ciri-ciri laki-laki dan perempuan yang diciptakan oleh keluarga dan atau masyarakat, yang dipengaruhi oleh budaya dan interpretasi agama. Misalnya, secara umum, pekerjaan memasak, mengurus anak, mencuci selalu disebutkan hanya sebagai pekerjaan perempuan.

Pandangan seperti ini merupakan ciptaan masyarakat dari budaya tertentu, padahal pekerjaan tersebut dapat juga dipertukarkan dengan laki-laki atau dapat dikerjakan oleh laki-laki. Namun pandangan ini bisa saja berbeda dari satu budaya dengan budaya yang lain.

Peran sosial atau yang sering disebut peran gender ini berpengaruh terhadap pola relasi kuasa antara perempuan dan laki-laki yang sering disebut sebagai relasi gender.

Menurut teori nurture adanya perbedaan perempuan dan laki-laki pada hakekatnya adalah bentukan masyarakat melalui konstruksi sosial budaya, sehingga menghasilkan peran dan tugas yang berbeda. Perbedaan itu menyebabkan perempuan selalu tertinggal dan terabaikan peran dan kontribusinya dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Konstruksi sosial menempatkan perempuan dan laki-laki dalam perbedaan kelas. Laki-laki diidentikkan dengan kelas borjuis, dan perempuan sebagai proletar.

aliran nurture melahirkan paham sosial konflik yang banyak dianut masyarakat sosialis komunis yang menghilangkan strata penduduk (egalitarian). Paham sosial konflik memperjuangkan kesamaan proporsional (perfect equality) dalam segala aktivitas masyarakat seperti di DPR, Militer, Manajer, Menteri, Gubernur, Pilot, dan pimpinan partai politik.


RAS

Ras adalah persoalan orang kulit berwarna dan untuk kepentingan kulit berwarna, ras  berasal dari bias pribadi karena jumlah ras minoritas yang sedikit di tempat kerja, namun ketika jumlah ras minoritas meningkat maka diskriminasi pada akhirnya akan hilang dengan sendirinya.

Ras merupakan suatu sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengkategorikan manusia dalam populasi atau kelompok besar dan berbeda melalui ciri fenotipe, asal usul geografis, tampang jasmani dan kesukuan yang terwarisi.


BUDAYA ORGANISASI

yang sudah ikut makul komunikasi organisasi mungkin sudah tahu ya

Budaya mengandung pengertian lingkup yg lebih luas. Negara di dunia pasti memiliki budaya sendiri yang menjadi budaya nasional.dalam satu Negara mungkin terdapat banyak bermacam-macam suku budaya sendiri, sebagai landasan berdasarkan kesukuan dan kewilayahan.

Budaya yaitu suatu asumsi yang mendasar dikembangkan dan ditemukan di suatu kelompok untuk keperluan menguasai dan mempelajari masalah adaptasi eksternal dan internal

Budaya organisasi adalah rangkaian sistem prinsip yang diakui bersama dan diaplikasikan oleh seluruh elemen organisasi. Hal ini menjadi pembeda antara organisasi satu dengan lainnya.

Definisi budaya organisasi yaitu cara organisasi menjalin interaksi dengan lingkungan yang terintegrasi baik perilaku, asumsi, kisah, gagasan, mitos dan pikiran-pikiran yang menekankan tentang makna bekerja dalam organisasi.

Definisi budaya organisasi yaitu pola dari rangkaian asumsi dasar yang ditemukan, dibentuk dan berkembang pada kelompok. Asumsi tersebut memiliki tujuan agar organisasi mampu mengahadapi permasalahan yang muncul diakbatkan penyesuaian eksternal dan integrasi internal yang telah berjalan dengan baik. Sehingga harus diajarkan kepada generasi berikutnya mengenai metode untuk mencapai pemahaman, bagaimana memikirkan dan merasakan terkait problematika yang ada (Schein).

Arti budaya organisasi adalah kumpulan norma dan nilai yang membimbing bagaimana anggota organisasi bertingkah laku. Anggota organisasi akan bertindak sesuai budaya yang terbentuk supaya diterima oleh sekitarnya (Lathans, 1998).

Budaya organisasi menjadi bagian dari teori komunikasi. Teori komunikasi yang membahas seluruh simbol dalam berinteraksi seperti action, kebiasaan, obrolan, dan prinsip yang terkait.

Pada kasus perusahaan maka budaya organisasi perusahaan menjadi bagian dari strategi yang diterapkan perusahaan dalam mencapai tujuan. Berdasarkan hal tersebut maka ada berbagai persepsi yang mendasar mengenai teori budaya organisasi perusahaan.


FUNGSI BUDAYA ORGANISASI:

Sebagai karakteristik dan meningkatkan loyalitas kepada organisasi

Memudahkan dalam menjalankan fungsi pengorganisasian

Menjunjung dan menanamkan nilai-nilai organisasi kepada anggota

Sebagai alat dalam pengendalian tingkah laku

Mendukung performa ekonomi

Sebagai penunjuk arah organisai terkait hal yang diperbolehkan dan tidak

Contoh budaya organisasi:

Purworejo BERIRAMA ( Bersih,Indah,Rapi,Aman,Makmur ).

Wonosobo ASRI ( Aman,Sehat,Rapi,Indah ).

Kebumen BERIMAN ( Bersih Indah,Manfaat,Aman,Nyaman ).

PERTAMINA WAY (staf, kualitas dan kuantitas, peralatan dan fasilitas, format fisik dan produk dan pelayanan).

CHEVRON (Integritas, Kepercayaan, Keanekaragaman, Terobosan, Kemitraan, Melindungi Manusia dan Lingkungan, Kinerja Tinggi).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PARADIGMA DAKWAH (Tabligh, Pengembangan Masyarakat, Harakah, Kultural)

PARADIGMA DAKWAH I Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah: Filsafat Dakwah Dosen Pengampu: Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I     Disusun oleh:   Atmimlana Nurrona                (1940210113) Siti Karlina                               (1940210116)     PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM INSTITUT AGAMA NEGERI KUDUS 2020   KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PARADIGMA DAKWAH 1” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I. pada bidang studi Filsafat Dakwah. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca juga penulis. Penulis mengucapkan terimaksih kepada Bapak Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I. yang telah memberikan tugas ini sehingga

Media dan Masyarakat: Media Panas Dingin, Teori Agenda Setting

- Media dan Masyarakat: Media Panas Dingin, Teori Agenda Setting – Ari Yusmindarsih, M.I, KOM.   MEDIA PANAS DAN DINGIN McLuhan membagi media menjadi dua jenis yaitu 'media panas' (hot media) serta 'media dingin' (cool media). Media panas adalah media yang tidak menuntut perhatian besar dari pendengar, pembaca atau penonton (audien) media bersangkutan. Dalam menggunakan media ini audien tidak dituntut untuk mnggunakan daya imajinasinya, atau dengan kata lain sangat sedikit sekali daya imajinasi yang dibutuhkan. Partisipasi audien dalam media panas sangatlah rendah karena makna dari informasi yang diterima audien sudah sangat lengkap dan jelas. Media panas memberikan audien apa yang dibutuhkannya --dalam hal ini, hiburan. FILM Ketika menonton film di bioskop, kita hanya duduk, menonton film, sambil makan atau minum, tidak ada upaya keras untuk menerima dan memahami informasi dari media itu. Media dingin adalah media definisi rendah, membutuhkan partis

Teori Penetrasi Sosial

TEORI PENETRASI SOSIAL Teori ini berkaitan dengan bagaimana kita mengetahui atau mengenal orang lain dengan cara “masuk ke dalam” (penetrating) diri orang bersangkutan   lapisan dalam bola itu adalah hal-hal yang tidak tampak dari luar, sedangkan lapisan luar bola adalah hal-hal permukaan yang orang lihat tentang kita secara fisik akan terlihat seperti itu untuk mengetahui jati diri orang maka kita harus masuk ke dalam bola, untuk lebih tahu apa isi sesungguhnya di dalam bola tersebut. “Bola diri” seseorang memiliki 2 aspek: aspek “keluasan” (breadth) dan aspek “kedalaman” (depth). Kita dapat mengetahui berbagai jenis informasi tentang orang lain/ mungkin mendapat informasi detail dan mendalam tentang 1 atau 2 aspek tersebut dengan masuk ke dalam kehidupan orang tersebut. Ketika hubungan di antara 2 individu berkembang, maka mereka akan semakin mendapatkan informasi lebih luas dan dalam. Teori ini dikembangkan oleh Irwin Altman & Dalmas A. Taylor. Mereka memandang bahwa suatu hubun