Langsung ke konten utama

Teori Interaksi Simbolis dan Teori Standpoint

 

Senin, 05/10

 

MATERI TEORI KOMUNIKASI 

 

Teori Interaksi Simbolis termasuk dalam bidang psikologi sosial dan sosiologi.

Teori ini mencakup tentang bagaimana seorang diri individu (self) dan masyarakat (society) didefinisikan melalui interaksi dengan orang lain. Teori interaksi simbolik berakar pada semiotika dan fenomenologi. Komunikasi adalah proses pembentukan makna melalui pesan, baik pesan verbal maupun pesan nonverbal yang berupa simbol-simbol, tanda-tanda, dan perilaku. Makna sebagai pemahaman pesan yang diberikan oleh orang lain tidak dapat terjadi kecuali kedua belah pihak atau para partisipan komunikasi dapat memperoleh makna yang sama bagi setiap kata, frasa, atau kode verbal yang ada.

·         Komunikasi diawali dengan diri (the self). Komunikasi selalu melibatkan orang lain misalnya masyarakat (society) dalam konteks luas.

·         Teori interaksi simbolik bermula dari interaksionisme simbolik yang digagas oleh George Herbert Mead yakni sebuah perspektif sosiologi yang dikembangkan pada kisaran pertengahan abad 20.

·         manusia termotivasi untuk bertindak berdasarkan pemaknaan yang mereka berikan kepada orang lain, benda, dan kejadian. Pemaknaan ini diciptakan melalui bahasa yang digunakan oleh manusia ketika berkomunikasi dengan pihak lain yakni dalam konteks komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal dan komunikasi intrapersonal atau self-talk atau dalam ranah pemikiran pribadi mereka.

Terdapat dua pengertian mengenai interaksionisme simbolik atau teori interaksi yang diutarakan oleh para ahli, yaitu :

·         Herbert Blumer mendefinisikan interaksionisme simbolik atau teori interaksi simbolik sebagai sebuah proses interaksi dalam rangka membentuk arti atau makna bagi setiap individu.

·         Scott Plunkett mendefinisikan interaksionisme simbolik sebagai cara kita belajar menginterpretasi serta memberikan arti atau makna terhadap dunia melalui interaksi kita dengan orang lain.


3 Konsep Utama Teori interaksi simbolik:

1. Pentingnya makna bagi perilaku manusia

Teori interaksi simbolik mengasumsikan bahwa makna diciptakan melalui interaksi dan dimodifikasi melalui interpretasi. Teori ini juga mengasumsikan bahwa bagaimana manusia berinteraksi dengan manusia lainnya tergantung pada makna yang diberikan oleh oleh manusia lainnya. Komunikasi yang efektif tidak akan terjadi tanpa adanya makna yang dibagikan. Kita akan mudah berkomunikasi dengan mereka yang memiliki kesamaan bahasa dengan kita dibandingkan dengan jika kita berkomunikasi dengan mereka yang tidak memiliki kesamaan bahasa dengan kita.

2. Pentingnya konsep diri

Teori interaksi simbolik mengasumsikan bahwa konsep diri dikembangkan melalui interaksi dengan orang lain dan memberikan motif dalam berperilaku.  William D. Brooks: konsep diri merupakan persepsi tentang diri kita yang bersifat psikologi, sosial, dan fisik yang diperoleh melalui pengalaman dan interaksi dengan orang lain.

3. Hubungan antara individu dan masyarakat

Teori ini mengasumsikan bahwa budaya dan proses sosial mempengaruhi manusia dan kelompok. Karenanya struktur sosial ditentukan melalui jenis-jenis interaksi sosial. Teori ini mempertimbangkan bagaimana norma masyarakat dan budaya menjadi perilaku individ

 

Herbert Blumer: tiga prinsip utama komunikasi yaitu meaning, language, dan thought.

Meaning/ makna tidak inheren ke dalam objek namun berkembang melalui proses interaksi sosial antar manusia. Makna berada dalam konteks hubungan baik keluarga maupun masyarakat. Makna dibentuk dan dimodifikasi melalui proses interpretatif yang dilakukan oleh manusia.

Language Bahasa merupakan sumber makna yang berkembang secara luas melalui interaksi sosial antara satu dengan yang lainnya dan bahasa disebut juga sebagai alat atau instrumen. Dalam kehidupan sosial dan komunikasi antar manusia hanya mungkin dapat terjadi jika kita memahami dan menggunakan bahasa yang sama.

Thought/ pemikiran berimplikasi pada interpretasi yang kita berikan terhadap simbol. Dasar dari pemikiran adalah bahasa yaitu suatu proses mental mengkonversi makna, nama, dan simbol. Pemikiran termasuk imaginasi yang memiliki kekuatan untuk menyediakan gagasan walaupun tentang sesuatu yang tidak diketahui berdasarkan pengetahuan yang diketahui. Misalnya adalah berpikir

Blumer: tiga prinsip utama komunikasi yaitu meaning, language, dan thought.

Meaning/ makna tidak inheren ke dalam objek namun berkembang melalui proses interaksi sosial antar manusia. Makna berada dalam konteks hubungan baik keluarga maupun masyarakat. Makna dibentuk dan dimodifikasi melalui proses interpretatif yang dilakukan oleh manusia.

Konsep Kunci Interaksi Simbolik: Mind, Self, and Society

Mind berkembang dalam proses sosial komunikasi, tidak dapat dipahami sebagai proses yang terpisah. Proses ini ada dua fase yaitu conversation of gestures (percakapan gerakan) dan language (bahasa). Keduanya mengandaikan sebuah konteks sosial dalam dua atau lebih individu yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya

Mind hanya tampil ketika simbol-simbol yang signifikan digunakan dalam komunikasi. Mind adalah proses yang dimanifestasikan ketika individu berinteraksi dengan dirinya sendiri dengan menggunakan simbol-simbol signifikan yaitu simbol atau gestur dengan interpretasi atau makna. Mind juga merupakan komponen individu yang menginteruspsi tanggapan terhadap stimuli atau rangsangan.

Mind hanya tampil ketika simbol-simbol yang signifikan digunakan dalam komunikasi. Mind adalah proses yang dimanifestasikan ketika individu berinteraksi dengan dirinya sendiri dengan menggunakan simbol-simbol signifikan yaitu simbol atau gestur dengan interpretasi atau makna. Mind juga merupakan komponen individu yang menginteruspsi tanggapan terhadap stimuli atau rangsangan

Self diartikan melalui interaksi dengan orang lain. Self merujuk pada kepribadian reflektif dari individu. Self adalah sebuah entitas manusia ketika ia berpikir mengenai siapa dirinya

Makna bersama selalu terjadi melalui pengambilan peran. Untuk menyelesaikan suatu tindakan, pelaku harus menempatkan dirinya pada posisi orang lain. Perilaku dipandang sebagai sosial tidak hanya ketika memberikan respon terhadap orang lain melainkan juga ketika telah tergabung di dalam perilaku orang lain

fenomenologi menentukan bagaimana orang bersikap atau menilai sesuatu melihat dari pengalaman atau pengalaman yang dialami sendiri. misalnya dengan menanyakan kepada 2 orang yang ngopi tersebut: kenapa ngopi di cafe? kenapa tidak di rumah saja? lalu mengkalkulasi dengan pengalaman orang lain di cafe tersebut. termasuk bagaimana peneliti melihat fenomena nongkrong di cafe sebagai hal "gaul" bagi anak muda

Teori interaksionisme simbolik menganalisis masyarakat berdasarkan makna subjektif yang diciptakan individu sebagai basis perilaku dan tindakan sosialnya. Individu diasumsikan bertindak lebih berdasarkan apa yang diyakininya, bukan berdasar pada apa yang secara objektif benar. Apa yang diyakini benar merupakan produk konstruksi sosial yang telah diinterpretasikan dalam konteks atau situasi yang spesifik.

Teori standpoint atau disebut juga sebagai teori sikap merupakan sebuah teori yang dapat mengubah kekuasaan seseorang melalui kewenangan suara pribadi individu

Teori standpoint pertama kali dipelopori oleh filsuf Jerman bernama Georg Wilhelm Friedrich Hegel pada tahun 1807. Teori ini membahas tentang hubungan antara tuan dan budak. Walaupun tuan dan budak hidup dalam ruang lingkup yang sama, tetapi mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berbeda. Hal tersebut disebabkan karena posisi mereka berbeda dalam kehidupan sosial.

Teori ini dikembangkan oleh Nancy Hartsock. Ia mengembangkan teori ini yang memiliki pandangan tentang hubungan antara pria dan wanita. Hartsock mencampurkan teori standpoint tersebut dengan teori feminisme yang berpandangan bahwa wanita memiliki posisi sosial untuk mengakhiri penindasan

KONSEP

Sikap atau standpoint merupakan konsep utama dalam teori ini. Standpoint adalah sudut pandang yang dapat diperoleh melalui pengalaman, pemikiran, interaksi, dan usaha dalam hirearki sosial.

Pengetahuan tersituasi atau situated knowledge merupakan pengetahuan seseorang berdasarkan konteks dan keadaan. Seseorang mempunyai banyak pengetahuan bukan dari pembawaan alamiah tetapi  karena adanya pembelajaran dan pengalaman.

Pembagian pekerjaan berdasarkan jenis kelamin (Sexual Division of Labor)

Konsep ini merupakan salah satu landasan dalam teori standpoint. Sexual division of labor merupakan alokasi pekerjaan yang didasarkan oleh jenis kelamin. Hal ini terkait dengan pandangan feminis, perempuan diposisikan hanya sebagai pekerja domestik, sehingga tidak ada kesetaraan gender.

Kesimpulan dari teori standpoint adalah: semua orang/ individu dapat memiliki pendapat yang sama, tetapi mereka bisa memiliki sudut pandang yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan pengalaman, pemikiran, pembelajaran, dan pengetahuan dalam lingkungan sosial yang berbeda pula.

konseptualisasi Standpoint Theory menurut Hartsock (2007):

·         Kehidupan material (atau posisi kelas) membentuk dan membatasi pemahaman mengenai hubungan sosial.

·         Ketika kehidupan material dibentuk untuk dua kelompok dengan menggunakan dua hal yang bertolak belakang, maka pemahaman pada masing-masing pihak juga akan saling bertolak belakang. Ketika ada kelompok dominan dan subordinat, maka pemahaman pada kelompok dominan akan berat sebelah dan membahayakan.

·         Pandangan pada kelompok yang memiliki kuasa akan membentuk hubungan material, semua kelompok dipaksa untuk berpartisipasi.

·         Pandangan yang ada pada kelompok yang tertindas mewakili upaya dan penghargaan.

·         Pemahaman potensial pada pihak yang tertindas (standpoint) dapat menunjukkan kekejaman hubungan yang sudah berlangsung di antara kelompok-kelompok. Keadaan ini dapat mendorong kita untuk maju dan menciptakan kehidupan yang lebih adil.

Hallstein (2003): Standpoint Theory menyoroti hubungan antara kekuasaan dan pengetahuan. Standpoint Theory memberikan pemahaman yang lebih baik dan komitmen pada gagasan bahwa pengetahuan selalu dikatikan dengan kekuasaan dan politik. standpoint mendudukkan kita ada di posisi mana akan menentukan cara pandang kita

Teori sudut pandang juga memperkenalkan unsur kekuasaan ke masalah identitas. Orang-orang yang terpinggirkan atau ditundukkan tidak hanya melihat dunia melalui berbagai sudut pandang mereka yang mengalami dan memahaminya dari sudut pandang mereka sendiri tetapi mereka juga melihatnya dari sudut pandang orang-orang yang berkuasa (Littlejohn, 2005).

Asumsi Standpoint Theory:

Janet Saltzman Chafetz (1997) dalam (West & Turner, 2017) berikut ciri teori feminis :

1. Gender atau seks menjadi fokus sentral pada teori

2. Hubungan antara gender atau seks dipandang hal yang bermasalah, oleh karena itu teori digunakan untuk memberikan pemahaman bagaimana seks atau gender dikaitkan dengan ketidakadilan dan kontradiksi.

3. Hubungan antara gender atau seks dipandang selalu berubah.

4. Teori feminis dapat digunakan untuk melawan status quo ketika status quo meremehkan serta merendahkan derajat wanita.

Konsep Nancy Hartsock tentang standpoint theory:

1. Kehidupan material (atau posisi kelas) menstruktur dan membuat batasan pemahaman terkait hubungan sosial.

2. Ketika kehidupan material disusun dalam dua kelompok dengan menggunakan dua hal yang berlawanan, hingga paham pada masing-masing pihak akan bertolak belakang. Saat terdapat kelompok dominan dan bawahan, maka paham pada kelompok dominan akan parsial dan membahayakan.

3. Pandangan atau visi pada kelompok penguasa akan membentuk hubungan material di mana semua kelompok dipaksa untuk berpartisipasi.

4. Visi yang ada pada kelompok yang tertindas adalah perjuangan dan prestasi.

5. Pemahaman pada prohibisi atau pelanggaran hukum dengan sudut pandang feminis dapat menunjukkan secara tidak manusiawi, Hal ini dapat membawa kita untuk maju dan menciptakan kehidupan yang lebih baik dan lebih adil di dunia ini

Dengan peraturan dan perundang-undangan, standpoint theory sangat lekat dengan teori feminis. sudut pandang dalam melihat segala permasalahan berakar dari teori itu, adanya kesenjangan dalam lingkup publik. contohnya tadi: perempuan berhijab tidak leluasa mendapat pekerjaan di beberapa tempat. sebaliknya, ada juga perusahaan yang justru mengharuskan karyawan berhijab. tentu akan mempengaruhi penilaian yang berbeda

beberapa tindakan urgent dan afirmasi harus dilakukan untuk memperjuangkan kelompok tertindas, misalnya dalam kasus perlindungan anak, anak perempuan, perempuan miskin, perempuan korban, dll.

termasuk perempuan dalam politik. ini pertarungannya panjang karena terkait pendidikan, modal, pengalaman, lingkungan, dan masih banyak lagi lainnya.

untuk yang tertarik meneliti feminisme ada banyak pembahasan bisa menggunakan teori standpoint

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PARADIGMA DAKWAH (Tabligh, Pengembangan Masyarakat, Harakah, Kultural)

PARADIGMA DAKWAH I Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah: Filsafat Dakwah Dosen Pengampu: Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I     Disusun oleh:   Atmimlana Nurrona                (1940210113) Siti Karlina                               (1940210116)     PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM INSTITUT AGAMA NEGERI KUDUS 2020   KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PARADIGMA DAKWAH 1” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I. pada bidang studi Filsafat Dakwah. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca juga penulis. Penulis mengucapkan terimaksih kepada Bapak Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I. yang telah memberikan tugas ini sehingga

Media dan Masyarakat: Media Panas Dingin, Teori Agenda Setting

- Media dan Masyarakat: Media Panas Dingin, Teori Agenda Setting – Ari Yusmindarsih, M.I, KOM.   MEDIA PANAS DAN DINGIN McLuhan membagi media menjadi dua jenis yaitu 'media panas' (hot media) serta 'media dingin' (cool media). Media panas adalah media yang tidak menuntut perhatian besar dari pendengar, pembaca atau penonton (audien) media bersangkutan. Dalam menggunakan media ini audien tidak dituntut untuk mnggunakan daya imajinasinya, atau dengan kata lain sangat sedikit sekali daya imajinasi yang dibutuhkan. Partisipasi audien dalam media panas sangatlah rendah karena makna dari informasi yang diterima audien sudah sangat lengkap dan jelas. Media panas memberikan audien apa yang dibutuhkannya --dalam hal ini, hiburan. FILM Ketika menonton film di bioskop, kita hanya duduk, menonton film, sambil makan atau minum, tidak ada upaya keras untuk menerima dan memahami informasi dari media itu. Media dingin adalah media definisi rendah, membutuhkan partis

Teori Penetrasi Sosial

TEORI PENETRASI SOSIAL Teori ini berkaitan dengan bagaimana kita mengetahui atau mengenal orang lain dengan cara “masuk ke dalam” (penetrating) diri orang bersangkutan   lapisan dalam bola itu adalah hal-hal yang tidak tampak dari luar, sedangkan lapisan luar bola adalah hal-hal permukaan yang orang lihat tentang kita secara fisik akan terlihat seperti itu untuk mengetahui jati diri orang maka kita harus masuk ke dalam bola, untuk lebih tahu apa isi sesungguhnya di dalam bola tersebut. “Bola diri” seseorang memiliki 2 aspek: aspek “keluasan” (breadth) dan aspek “kedalaman” (depth). Kita dapat mengetahui berbagai jenis informasi tentang orang lain/ mungkin mendapat informasi detail dan mendalam tentang 1 atau 2 aspek tersebut dengan masuk ke dalam kehidupan orang tersebut. Ketika hubungan di antara 2 individu berkembang, maka mereka akan semakin mendapatkan informasi lebih luas dan dalam. Teori ini dikembangkan oleh Irwin Altman & Dalmas A. Taylor. Mereka memandang bahwa suatu hubun