Jumat, 23/10/2020
Teknik Komunikasi
Teknik adalah suatu cara yang digunakan untuk melakukan sesuatu hal.
Komunikasi adalah penyampaian informasi dari komunikator ke komunikan melalui media tertentu.
Teknik komunikasi adalah suatu cara yang digunakan dalam menyampaikan informasi dari komunikator ke komunikan dengan media tertentu. Dengan adanya teknik diharapkan setiap orang dapat secara efektif melakukan komunikasi satu sama lain dan secara tepat menggunakannya.
Teknik-teknik umum dalam komunikasi :
• Ucapan yang jelas dan idenya tidak ada makna ganda, utuh.
• Berbicara dengan tegas, tidak berbelit-belit
• Memahami betul siapa yang diajak bicara, hadapkan wajah dan badan, pahami pikiran lawan bicara.
• Kalimat tidak berbelit-belit, tulus dan terbuka.
• Sampaikan informasi dengan bahasa penerima informasi.
• Menyampaikan dengan kemampuan dan kadar akal penerima informasi
• Sampaikan informasi dengan global dan tujuannya baru detailnya.
• Berikan contoh nyata, lebih baik jadikan anda sebagai model langsung.
• Sampaikan informasi dengah lembut, agar berkesan, membuat sadar dan menimbulkan kecemasan yang mengcerahkan.
• Kendalikan noise dan carilah umpan balik untuk meyakinkan informasi anda diterima. Contoh dengan bertanya atau menyuruh mengulanginya.
BEBERAPA TEKNIK KOMUNIKASI DALAM SITUASI FORMAL-SEMI FORMAL:
1. Informative Communication (Komunikasi Informatif)
Informative communication adalah suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang/ sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya.
Pada teknik informatif ini berlaku komunikasi satu arah, pesan bersifat umum, serta komunikannya heterogen.
Contoh: penyampaian berita dalam media cetak maupun elektronik, informasi jadwal kuliah
2. Persuasif Communication (Komunikasi Persuasif)
Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku komunikan yang lebih menekan sisi psikologis komunikan.
Persuasi dilakukan dengan halus, luwes, sehingga mengakibatkan kesadaran, kerelaan dan disertai perasaan senang.
Agar komunikasi persuasif mencapai tujuan dan sasarannya, perlu dilakukan perencanaan yang matang, menggunakan komponen-komponen ilmu komunikasi yaitu komunikator, pesan, media, dan komunikan.
Teknik ini menjadikan komunikan bukan hanya sekedar tahu, tapi tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu.
3. Coersive/ Instruktive Communication (Komunikasi Bersifat Perintah)
Komunikasi instruktif atau koersi teknik komunikasi berupa perintah, ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga orang-orang yang dijadikan sasaran (komunikan) melakukannya secara terpaksa, biasanya teknik komunikasi seperti ini bersifat fear arousing, yang bersifat menakut-nakuti atau menggambarkan resiko yang buruk.
Teknik komunikasi ini tidak luput dari sifat red-herring, yaitu interest atau muatan kepentingan untuk meraih kemenangan dalam suatu konflik, perdebatan dengan menepis argumentasi yang lemah kemudian dijadikan untuk menyerang lawan.
Teknik ini bisa digunakan oleh atasan terhadap bawahannya yang menuntut adanya kedisiplinan kerja karyawannya
4. Human Relation (Hubungan Manusia)
Hubungan manusiawi merupakan terjemahan dari human relation. Adapula yang mengartikan hubungan manusia dan hubungan antar manusia. Dalam kaitannya hubungan manusia tidak hanya dalam hal berkomunikasi saja, tetapi terkandung nilai nilai kemanusiaan serta unsur-unsur kejiwaan yang amat mendalam.
Hubungan manusia pada umumnya dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan mengembangkan tabiat manusia. Untuk melakukan hubungan manusia biasanya digunakan beberapa teknik pendekatan yaitu pendekatan emosional (emosional approach) dan pendekatan sosial budaya (sosio-cultur approach).
• Pendekatan emosional
Teknik ini berujung pay off atau reward, yaitu bujukan atau rayuan dengan cara “mengiming-imingi” komunikan dengan hal yang menguntungkan atau menjanjikan harapan.
Emotional approach ini menggunakan konseling sebagai senjata yang ampuh, baik secara langsung maupun tidak langsung, hal ini bertujuan agar pesan bisa secara langsung menyentuh perasaan komunikan.
• Pendekatan sosial budaya
Komunikator dianjurkan terlebih dahulu memahami perilaku sosial serta budaya masyarakat setempat yang akan menjadi komunikan. Ini bertujuan agar komunikan, lebih memahami serta tidak merasa tersinggung oleh pesan yang disampaikan oleh komunikator.
5. Kesadaran emosional
Kesadaran emosional adalah salah satu keterampilan komunikasi yang mengacu pada kemampuan untuk memahami perasaan orang lain.
Keterampilan memahami orang lain dapat ditingkatkan dengan cara menyadari dan memahami perasaan orang lain, menyadari dan memahami perasaan sendiri, berempati, membangun dan membina kepercayaan dengan lawan bicara, dan menyadari dan menghindari kesalahpahaman yang mungkin terjadi
6. Komunikasi suportif
Pearson dkk (2009): komunikasi suportif adalah salah satu teknik komunikasi yang digunakan untuk mendengarkan lawan bicara dengan empati, mengakui perasaan orang lain, terikat dalam suatu dialog untuk membantu lawan biacara memelihara rasa pengendalian diri.
Komunikasi suportif dapat ditingkatkan dengan cara mendengarkan tanpa memberi penilaian, memeriksa kembali persepsi dan perasaan lawan bicara, menyuguhkan pesan-pesan informatif dan berkaitan, dan dapat menjaga rahasia.
7. Mendengarkan dengan aktif
Komunikasi yang efektif sangat bergantung pada kemampuan tiap partisipan komunikasi mendengarkan secara aktif apa yang disampaikan oleh lawan bicara.
Untuk memastikan komunikan menerima pesan dengan jelas, hal yang harus dilakukan di antaranya adalah fokus pada apa yang dibicarakan, memastikan bahwa tiap partisipan paham pesan yang disampaikan, menunggu giliran untuk berbicara, menunjukkan rasa ketertarikan/ minat pada apa yang dibicarakan lawan bicara, mengulang apa yang dikatakan oleh lawan bicara dengan menggunakan kata-kata sendiri
8. Komunikasi nonverbal
Hasil penelitian menunjukkan hampir 90% dari komunikasi yang dilakukan oleh manusia adalah nonverbal.
Yang termasuk komunikasi nonverbal: kontak mata, gerak tubuh, jarak, ekspresi wajah, dan lainnya.
Para partisipan komunikasi harus menaruh perhatian dan berhati-hati dengan komunikasi nonverbal yang disampaikan oleh partisipan komunikasi lainnya
9. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata. Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman, maka komunikator harus memilih dan menggunakan kata-kata yang tepat dan sesuai dengan komunikan.
Keterampilan komunikasi verbal dapat dilatih dan ditingkatkan dengan cara berbicara secara jelas, memilih kata-kata dengan hati-hati, menggunakan nada suara yang sesuai, menyadari dan mengenal siapa yang menjadi lawan bicara, dan memberikan umpan balik dengan sesuai.
10. Komunikasi asertif
Kearsetifan adalah kemampuan untuk mengekspresikan pendapat, perasaan, sikap, dan hak dengan jujur tanpa perlu merasa cemas atau khawatir melanggar hak orang lain.
Komunikasi asertif merupakan salah satu gaya komunikasi sekaligus teknik yang dibutuhkan bagi pembicara dan pendengar untuk membantu komunikator atau komunikan lebih efektif dalam berkomunikasi.
11. Komunikasi lisan
Komunikasi lisan adalah salah satu jenis komunikasi verbal yang melibatkan kata-kata yang diucapkan baik melalui telepon, komunikasi tatap muka, videoconferencing, atau macam-macam media komunikasi lainnya.
Efektif tidaknya komunikasi lisan bergantung pada kecepatan, volume, modulasi suara, kejelasan ujaran, dan petunjuk komunikasi nonverbal lainnya.
12. Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis juga sering digunakan dalam situasi semiformal. Komunikasi tertulis sering ditemukan di manapun seperti dokumen, pesan singkat, surat elektronik, laporan, dan lain sebagainya.
Efektivitas komunikasi tertulis bergantung pada gaya penulisan, kosa kata yang digunakan, dan tata bahasa
13. Komunikasi visual
Dalam situasi semiformal, komunikasi visual juga memainkan peran yang sangat penting.
Bentuk komunikasi visual dalam situasi semiformal meliputi iklan-iklan visual seperti gambar, grafik, dan lain sebagainya.
Sebagai komunikator, perlu untuk menyiapkan dan memilih kata-kata secara hati-hati untuk menciptakan dampak yang signifikan pada komunikan
14. Memberikan umpan balik
Memberikan umpan balik positif serta memberikan informasi yang ingin didengar oleh lawan bicara bukan merupakan hal yang sulit. Tetapi memberikan umpan balik yang kritis merupakan permasalahan tersendiri.
Dalam situasi semiformal/ situasi lainnya, ada baiknya umpan balik diberikan secara suportif agar lawan bicara tidak merasa dikritik, takut, dan lain sebagainya.
Agar dapat memberikan umpan balik yang efektif, setiap partisipan komunikasi harus memberikan umpan balik secara jelas dan spesifik, menawarkan solusi, mengirimkan umpan balik secara tatap muka, dan bersikap peka terhadap orang lain
Komentar
Posting Komentar