MAKALAH
PENGGERAKAN DAKWAH
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Manajemen
Dakwah
Dosen
Pengampu : Hasan
Bastomi, M.Pd.I.
Disusun
Oleh :
Atmimlana Nurrona (1940210113)
Muhammad Shofi Al Mubarok (1940210121)
Faiq Farras Nuraeniyah (1940210120)
PRODI
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
2020
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin
segala puji bagi Allah SWT. yang dengan segala kemurahan-Nya,
akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Baginda Nabi Muhammad
SAW. yang telah membimbing umat menuju kebenaran Islam.
Selanjutnya
makalah berjudul “Penggerak
Dakwah” ini
kami susun dalam rangka memenuhi tugas.
Dalam penyusunan makalah ini kami telah mendapatkan banyak bimbingan dan saran
dari beberapa pihak sehingga tugas ini terselesaikan.
Namun
demikian kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu kritik, saran dan masukan kami harapkan untuk makalah
sederhana ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin yarobal
alamin.
Kudus,
1 Maret 2020
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama ini dakwah
yang berkembang di tengah-tengah masyarakat masih cenderung bersifat normatif
(doktriner) daripada berorientasi pada problem yang ada pada objek dakwah.
Model dakwah doktriner baik dari segi teori, tapi teori dakwah yang baik yang
diterapkan disuatu kelompok masyarakat tidak bisa dipaksakan dengan suatu teori
yang kita anggap baik. Hal ini disebabkan karena soal dakwah adalah bukan soal
agama saja, tetapi juga soal masyarakat. Soal masyarakat inilah yang sering
kali dilupakan orang untuk dibahas, ditinjau, diteliti, dan dianalisis.
Oleh karena itu,
dakwah yang baik adalah dengan jalan mempelajari masyarakat secara objektif.
Lalu kita melihat kekurangan-kekurangan yang selama ini dilakuka juru dakwah
dalam menjalankan misinya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan penggerakan dakwah?
2.
Apa yang harus dilakukan saat pemberian motivasi?
3.
Apa yang harus dilakukan saat pemberian bimbingan?
4.
Apa yang dimaksud dengan menjalin hubungan dalam
konteks dakwah?
5.
Apa yang dilakukan saat menyelenggarakan komunikasi?
C. Tujuan
1.
Dapat mengetahui apa itu penggerakan dakwah.
2.
Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan saat
pemberian motivasi.
3.
Untuk mengetahui apa yang dilakukan saat memberikan
bibingan.
4.
Dapat memahami apa yang dimaksud menjalin hubungan.
5.
Dapat mengetahui apa yang harus dilakukan saat
penyelenggaraan komunikasi.
BAB II
ISI
A.
Penggerakan Dakwah
Gerakan dakwah
atau lebih sering dikenal dengan dakwah harakah bermakna dakwah dengan atau
melalui sistem pergerakan.Kata harakah itu sendiri secara harfiah berarti gerak
atau gerakan,merupakan lawan dari diam.[1]
Penggerakan dakwah merupakan inti dari
manajemen dakwah, karena dalam proses ini semua aktivitas dilaksanakan. Dalam
penggerakan dakwah ini, pimpinan menggerakan semua elemen organisasi untuk
melakukan semua aktivitas-aktivitas dakwah yeng telah direncanakan, dan dari
sinilah aksi semua rencana dakwah akan terealisir, dimana fungsi manajemen akan
bersentuhan secara langsung dengan para pelaku dakwah. Selanjutnya dari sini
juga proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian, atau penilaian
akan berfungsi secara efektif.
Penggerakan dakwah
adalah seluruh proses pemberian motivasi
kerja kepada para bawahan sedemikian rupa, sehingga nereka mampu bekerja dengan
ikhlas demi tercapainyatujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
Agar fungsi dari
penggerakan dakwah ini dapat berjalan secara optimal, maka harus menggunakan
teknik-teknik tertentu yang meliputi:
1. Memberikan penjelasan secara komprehensif
kepeda seluruh elemen dakwah yang ada dalam organisasi dakwah.
2. Usahakan agar setiap pelaku dakwah
menyadari, memahami, dan menerima baik tujuan yang telah diterapkan.
3. Setiap pelaku dakwah mengerti struktur
organisasi yang di bentuk.
4. Memperlakukan secara baik bawahan dan
memberikan penghargaan yang diiringi dengan bimbingan dan petunjuk untuk semua
anggotanya.[2]
Ada beberapa poin dari proses pergerakan
dakwah yang menjadi kunci dari kegiatan dakwah, yaitu:
1. Pemberian motivasi.
2. Bimbingan.
3. Penyelenggarraan komunikasi.
4. Pengembangan dan peningkatan pelaksana.[3]
B. Pemberian Motivasi
Motivasi diartikan sebagai kemampuan
seorang manajer atau pemimpin dakwah memberikan sebuah kegairahan,kegiatan dan
pengertian,sehingga para anggotanya mampu untuk mendukung dan bekerja secara
ikhlas untuk mencapai tujuan organisasi sesuai tugas yang dibebankan
kepadanya.Dengan demikian motivasi merupakan dinamisator bagi para elemen
dakwah yang secara ihklas dapat merasakan,bahwa pekerjaan itu adalah kewajiban
yang harus dilaksanakan.Dengan kata lain,bahwa motivasi adalah memberikan semangat
atau dorongan kepada para pekerja untuk mencapai tujuan bersama dengan cara
memenuhi kebutuhan dan harapan mereka serta memberikan sebuah penghargaan
[reward].[4]
Hal ini sebagaimana diindikasikan oleh
hadis nabi yang menjelaskan:"kasihanilah mereka yang ada di bumi niscaya
yang di langit akan mengasihani kamu." Sementara hadis lain yang juga
dapat dijadikan sandaran adalah:"Manusia bergantung pada Allah,yang lebih
dicintai-Nya adalah mereka yang bermanfaat bagi sesamanya."
Dengan adanya rasa memiliki [sense of
belonging] dan rasa tanggung jawab [sense of responsibility],maka akan
menumbuhkan rasa kecewa jika gagal dan merasa bahagia jika tujuannya
berhasil.Selanjutnya jika perasaan tersebut sudah mengakar,maka fungsi motivasi
sudah berhasil.Motivasi sebagai sesuatu yang dirasakan sangat penting,akan
tetapi ia juga sulit dirasakan,karena disebabkan oleh beberapa alasan,yaitu:
1. Motivasi dikatakan penting
[important subject],karena berkaitan dengan peran pemimpin yang berhubungan
dengan bawahannya.setiap pemimpin harus bekerja sama melalui orang lain atau
bawahannya,untuk itu diperlukan kemampuan memberikan motivasi kepada
bawahannya.
2. Motivasi sebagai
sesuatu yang sulit[puzzling subject],karena motivasi itu sendiri tidak bisa
diamati dan diukur secara pasti.Karena untuk mengukurnya,berarti harus mengkaji
lebih jauh perilaku masing-masing imdividu.Hal ini juga dipicu dengan teori motivasi
yang berbeda-beda.[5]
Ada beberapa faktor yang menyebabkan
terjadinya motivasi,yaitu:
a. Adanya proses
interaksi kerja sama antara pimpinan dan bawahan [orang lain] ,dengan kolega
atau atasan dari pimpinan itu sendiri.
b.Terjadinya proses
interaksi antara bawahan dan orang lain yang diperhatikan,diarahkan,dibina dan
dikembangkan,tetapi ada juga yang dipaksakan agar tindakan dan perilaku bawahan
sesuai dengan keinginan yang diharapkan oleh pimpinan.
c. Adanya perilaku yang
dilakukan oleh para anggota berjalan sesuai dengan sistem nilai atau aturan
ketentuan yang berlaku dalam organisasi yang bersangkutan.
d. Adanya perbedaan
perilaku yang ditampilkan oleh para anggota dengan latar belakang dan dorongan
yang berbeda-beda.[6]
Dalam manajemen dakwah pemberian motivasi
ini dapat berupa:
1. Mengikitsertakan dalam pengambilan
keputusan
Pengambilan keputusan atau [dicision
making] merupakan sebuah tindakan yang penting dan mendasar dalam sebuah
organisasi.Betapa tidak,sepanjang proses manajemen berlangsung,mulai dari
tingkat perencanaan,pengorganisasian,pelaksanaan hingga pada pengendalian
pengambilan keputusan akan selalu berlangsung.sebuah manajemen akan bisa
berarti dan berfungsi jika dilakukan pengambilan keputusan.Proses pengambilan
keputusan ini merupakan suatu langkah manajer yang bijaksana untuk memilih dari
berbagai alternatif yang ditempuh.[7]
2.
Memberikan
informasi secara komperehensif.
Semua
fungsi manajerial dakwah itu sangat tergantung pada arus informasi,yakni data
yang telah diatur atau dianalisis untuk memberikan arti yang sangat permanen
mengenai semua kondisi yang berlangsung,naik yang terjadi di dalam maupun di
luar organisasi.Dengan sistem informasi yang akurat dan tepat waktu,maka
pemimpin dakwah dapat memonitor semua kemajuan ke arah sasaran dan mengubah
rencana dakwah menjadi sebuah kenyataan.Karena dalam proses dakwah seorang
pemimpin atau pelaksana harus mampu secara cerdas mengikuti jejak dengan
mengantisipasi semua masalah,kemudian dengan cermat lmampu mengembangkan
keterampilan dan skill dalam mengidentifikasi dan mengoreksi,dan kemudian
mengambil langkah-langkah koreksi tersebut.
Karena struktur organisasi tidak hanya
suatu rangkaian kontak dan garis yang saling berhubungan dalam suatu
bagan.tetapi suatu pola hubungan antarmanusia yang direrepncanakan maupun tidak
direncanakan,yang telah berkembang selama satu periode sebagai tanggapan
terhadap masalah-masalah manusiawi dalam organisasi itu.Satu dari peran yang
lebih jelas dari manajemen puncak ialah menentukan tujuan keseluruhan dari
organisasi.Dalam realitasnya proses keputusan itu sering menyangkut
tingkat-tingkat yang lebih rendah dalam organisasi dan satu jumlah besar dalam
komunikasi hierarkis untuk membangun suatu konsensus dan ikatan terhadap
konsensus tersebut.Dari pemberian informasi yang komprehensif ini dapat
menghilangkan sebuah keraguan dan akan memberikan sebuah kepastian kepada semua
pihak dalam melaksanakan tugas-tugasnya.Dalam penggunaan arus informasi,para
manajer dakwah harus selalu memerhatikan mutu hubungan manusia di dalam sebuah
organisasi yang meliputi hal-hal yang bersifat:mengambil keputusan
kritis,perwakilan,penanganan komunikasi ke bawah,menangani komunikasi ke
atas,menyelesaikan perselisihan,serta sebuah umpan balik yang akan didapat.[8]
Ada
empat faktor yang dapat dijadikan sebuah evaluasi dalam sebuah
organisasi,yaitu:
1.
Mutu informasi,semakin akurat sebuah informasi,maka akan semakin tinggi mutu
dan akan semakin aman pemimpin dakwah dalam memercayai dalam membuat keputusan.
2.
Ketetapan waktu informasi,pada proses aktivitas dakwah diperlukan sebuah
ketepatan informasi,ini diperlukan untuk menghindari tindakanbyang salah,serta
pelaksanaan korektif yang akurat.
3.
Mutu informasi,dalam sebuah organisasi akan di dapat banyak sekali informasi
yang masuk.semakin banyak informasi yang masuk,maka akan semakin sulit dalam
pembuatan keputusan.Namun dari sinilah diperlukan sebuah keterampilan semua
elemen dalam mengakses dan mengakomodir,sehingga informasi yang sifatnya
membantu akan diperoleh dengan tepat.
4.
Relevansi informasi,ini merupakan kelanjutan dari mutu informasi itu sendiri,di
mana korelasinya terdapat pada para pemimpin dakwah. Mereka harus mampu
mempertanggungjawabkan informasi yang relevan tersebut dengan tugas-tugasnya.[9]
C.
Melakukan
Bimbingan
Bimbingan
disini dapat diartikan sebagaibtindkan pimpinan dakwah yang dapat menjamin
terlaksanakannyantugas-tugas dakwah sesuai dengan rencana ketentuan-ketentuan
yang telah digariskan.Dalam proses pelaksanaan aktivitas dakwah itu masih
banyak hal-hal yang harus diberikan sebagai sebuah arahan atau bimbingan.Hal
ini dimaksudkan untuk membimbing para elemen dakwah yang terkait guna mencapai
sasaran dan tujuan yang telah dirumuskan untuk menghindari kemacetan atau
penyimpangan.pekerjaan ini lebih banyak dilakukakn oleh pemimpin dakwah,karena
mereka yang lebih banyak mengetahui kebijakan organisasi,yakni akan dibawa ke
mana arah organisasi.[10]
Adapun komponen bimbingan dakwah adalah nasehat untuk
membantu para da’I dalam melaksanakan perannya serta mengatasi permasalahan
dalam menjalankan tugasnya adalah:
1.
Memberikan perhatian terhadap setiap perkembangan para anggotanya.
2.
Memberikan nasehat yang berkaitan dengan tugas dakwah yang bersifat
membantu
3.
Memberikan sebuah dorongan,ini bisa berbentuk dengan mengikutsertakan
kedalam progam pelatihan-pelatihan yang relevan.
4.
Memberikan bantuan atau bimbingan kepada semua elemen dakwah untuk ikut
serta dalam pembuatan keutusan dan strategi perencanaaan. [11]
D. Menjalin Hubungan
Langkah ketiga dalam
penggerakan dakwah adalah dengan penjalinan hubungan untuk tercapainya
harmonisasi antara semua pihak yang terkait dalam aktivitas dakwah. Sebuah tim
merupakan kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama. Untuk dapat dianggap
sebuah tim, maka sekumpulan orang tersebut harus memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1.
Ada berbagai kesepakatan terhadap misi tim.
2.
Semua anggota harus menaati peraturan tim yang berlaku.
3.
Ada pembagian tanggung jawab dan wewenang yang adil.
4.
Anggota tim harus dapat saling beradaptasi terhadap perubahan yang
positif.[12]
Dengan adanya penjalinan
hubungan, para pelaksana dakwah yang ditempatkan dalam berbagai biro dan bagian
satu sama lain, maka dapat dicegah terjadinya kekacauan dan
ketidaksesuaian. Disamping itu,
pelaksana dakwah dapat menyadari bahwa segenap aktivitas yang dilakukan itu
adalah dalam rangka pencapaian sasaran dakwah.
Adapun cara-cara yang dapat
dilakasanakan dalam rangka penjalinan hubungan antara para pelaksana dakwah
satu sama lain adalah:
1. Menyelenggarakan permusyawaratan
2. Wawancara dengan para pelaksana
3. Buku pedoman dan tata kerja
4. Memo berantai
Secara tradisional, tim dalam
organisasi dibagi menjadi dua bagian yang memiliki karakteristik tersendiri,
yaitu sebuah tim yang bekerja secara formal dan sebuah tim yang bekerja secara
informal.
Terdapat beberapa alasan
mengapa diperlukan sebuah hubungan antar keloempok, yaitu:
1.
Keamanan. Dengan bergabung dalam kelompok, individu dapat mengurangi
rasa cemas, akan merasa lebih kuat dan akan lebih tahan terhadap ancaman.
2.
Status. Memberikan sebuah perasaan berharga yang mengikat pada
anggota-anggota kelompok itu sendiri.
3.
Pertalian. Hubungan tersebut dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial
dengan interaksi yang teratur.
4.
Kekuasaan. Ada kekuatan dengan sebuah tim.
5.
Prestasi baik. Untuk mencapai tugas tertentu, maka ada kebutuhan untuk
mengumpulkan bakat, pengetahuan, dan kekuatan agar dapat menyelesaikan suatu
pekerjaan.[13]
Dalam hal ini, seorang pemimin
dakwah harus mampu menciptakan sebuah lingkungan yang kondusif diantara semua
anggota organisasi. Ada beberapa cara untuk menciptakan sebuah lingkungan
tersebut, yaitu: Meningkatkan ketertarikan pribadi, Meningkatkan interaksi,
Menciptakan sebuah tujuan bersama dan rasa seperjuangan.[14]
Menurut Richardo Guzzo dan
Grogory Shea bahwa fungsi dari sebuah organisasi adalah:
a. Interdependensi tugas, yaitu sejauh mana pekerjaan
kelompok menuntut para anggotanya untuk saling berinteraksi.
b. Rasa potensi, yaitu sebuah keyakinan kolektif dari
suatu kelompok bahwa kelompok itu bisa efektif dan akan maju.
c. Interpendensi hasil, beberapa pekerjaan kelompok
memiliki konsekuensi yang dirasakan oleh para anggota.[15]
E.
Penyelenggaraan Komunikasi
Komunikasi adalah sesuatu yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia, baik secara individu
maupun bermasyarakat. Betapa tidak, komunikasi adalah salah satu aktivitas yang
sangat fundamental dan vital dalam kehidupan manusia.[16]
Tahap selanjutnya adalah
adanya jalinan komunikasi antara pimpinan dakwah dengan para pelaksana sangat
penting sekali bagi kelancaran proses dakwah. Tanpa adanya komunikasi proses
dakwah akan terganggu bahkan mengalami kemacetan dan menjadi berantakan seperti
adanya prasangka buruk, ketidakpercayaan dan saling mencurigai antara pimpinan
dakwah dengan para pelaksana. Atas dasar ini maka penting bagi pemimpin dakwah
untuk senantiasa menyelenggarakan komunikasi dengan para pelaksana dakwah. [17]
Informasi yang disampaikan
oleh para pimpinan dakwah kepada para pelaksana akan efektif, bila memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Jelas dan Lengkap, Informasi yang disampaikan harus
lengkap dan jelas. Sehingga mudah dipahami apa yang dimaksudkan oleh pihak
pemberi informasi.
2. Konsisten, Informasi yang disampaikan harus konsisten.
Artinya, informasi yang disampaikan terdahulu tidak boleh bertentangan dengan
informasi yang disampaikan kemudian.
3. Tepat waktu, Informasi yang disampaikan harus tepat
agar dapat diterima dengan baik.
4. Jelas siapa yang dituju, Komunikasi akan berjalan
dengan efektif, bila pemberi komunikasi mengenal lebih baik pihak yang akan
menerima informasi.
Menurut Minzeberg ada tiga
komponen peran komunikasi dalam manajerial, yaitu:
1. Pemimpin bertindak sebagai tokoh utama dari unit
organisasi, berinteraksi dengan karyawan, konsumen, dan rekan dalam organisasi
2. Manajer mencari informasi dari rekan karyawan dan
kontak pribadi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan dan
tanggung jawab mereka.
3. Dalam peran mengambil keputusan mereka, manajer
mengimplementasikan proyek baru, mengatasi gangguan, dan mengakalokasikan
sumber daya kepada anggota unit dan departemen. [18]
Terdapat kendala yang harus
diperhatikan oleh lembaga dakwah dalam pemanfaatan komunikasi. Harus melihat
kondisi masyarakat (mad’u) agar lebih
aktif dan kritis dalam menerima pesan-pesan yang akan disampaikan kepadanya.
Komunikan harus aktif memilih pesan yang disampaikan berdasarkan kebutuhan,
minat, selera, tingkat intelektualisasi dan pendidikan, profesi, system nilai,
agresi pengalaman hidup, serta lingkungan.
Manfaat dari penyelenggaraan
komunikasi sebagai sarana yang efektif dalam sebuah organisasi adalah:
1. Komunikasi dapat menempatkan orang-orang pada tempat
yang seharusnya.
2. Meningkatkan motivasi untuk menghasilkan kinerja yang
baik dan meningkatkan komitmen terhadap organisasi.
3. Terciptanya hubungan yang harmonis antara atasan dan
bawahan.
4. Menolong orang-orang untuk mengerti perubahan.[19]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penggerakan Dakwah adalah
proses pemberian motivasi kerja dari atasan kepada para bawahan sedemikian
rupa, sehingga dapat bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi.
Fungsi dari penggerakan dakwah.
Motivasi adalah memberikan
semangat atau dorongan kepada para pekerja untuk mencapai tujuan bersama dengan
cara memenuhi kebutuhan dan harapan mereka serta memberikan sebuah penghargaan.
Ada empat factor yang dapat dijadikan sebuah evaluasi dalam sebuah organisasi,
yaitu: Mutu, Kecepatan waktu, dan Relevansi informasi.
Komponen bimbingan dakwah adalah nasihat untuk
membantu para da’I dalam melaksanakan perannya serta mengatasi permasalahan
dalam menjalankan tugasnya.
Diperlukan sebuah jakinan hubungan yang harmonis
antara pihak elemen yang terkait dalam aktivitas dakwah dalam. Demi tercapainya
hubungan yang harmonis, maka dibutuhkan komunikasi yang efektif. Kinerja
komuunikasi memengaruhi organisasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Muhammad Munir, S. M. (2006). Manajemen
Dakwah. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.
Wahyu Ilaihi, M. (2010). Komunikasi
Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
MB mustofa, Gerakan dakwah, repository.radenintan.ac.id diakses pada 06.46
[1] MB
mustofa,Gerakan dakwah,
repository.radenintan.ac.id,hal 25
[2]
Muhammad munir,Manajemen dakwah,(prenadamedia
group),Jakarta,2016,hal.139
[3]
Ibid,hal.140
[4]
Wahyu ilahi,komunikasi dakwah,(PT.remaja
rosdakarya,bandung:2010).hal.141
[5]
Ibid,hal.142
[6]
Ibid,hal.142
[7]
Ibid,hal.143
[8]
Ibid,hal.149-150
[9]
Ibid,hal.150-151
[10]
Ibid,151
[11] Ibid,152
[12]
Ibid,hal.154-155
[13]
Ibid,hal.155
[14]
Rasa seperjuangan ini didasarkan atas dasar persamaan [musawah], persaudaraan [ukhuwah],
cinta kasih [mahabbah], damai [silm], tolong-menolong [ta’awun], dan
toleransi [tasamuh].
[15]
Ibid,hal.158
[16]
Wahyu Ilaihi,Op.Cit,,hal.43
[17]
Yunan yusuf,Op.Cit,hal.159
[18]
Ibid,hal.161-162
[19]
Ibid,hal.162
Komentar
Posting Komentar