Langsung ke konten utama

URGENSI INOVASI DAN AGILE HADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0

   

URGENSI INOVASI DAN AGILE HADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0


Oleh

Atmimlana Nurrona (1940210113)


Bisnis saat ini bergerak dengan sangat cepat, inovasi bermunculan setiap harinya. Kreativitas perlu diciptakan serta dikembangkan agar bisnis dapat terus maju dan bersaing dengan baik di dunia perekonomian. Sekarang ini, kita sedang berada pada tahap revolusi industri 4.0.  Sebenarnya seperti apa revolusi industri 4.0 itu? revolusi industri 4.0 ditandai dengan pengambilalihan peran manusia di bidang produksi oleh robot-robot industri. Salah satu hal besar dalam revolusi industri 4.0 adalah internet. Internet dapat menyambungkan dan memudahkan proses komunikasi antara mesin, perangkat, dan manusia melalui jaringan internet. Dengan terhubung internet maka pekerjaan tidak lagi terbatas ruang dan waktu. Bekerja dapat dilaksanakan dimana saja dan kapan saja. Seperti sekarang ini, dengan adanya wabah Virus Corona sebagian pekerja dirumahkan (Work From Home). “Saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah,” ujar Jokowi dalam konferensi pers di Istana Bogor, Minggu (15/3/2020).[1] Hal ini berkaitan dengan ketentuan Pasal 86 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan, dengan kebijakan “Setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.”[2] Tentunya agar dapat menunjang kegiatan WFH dengan baik, dibutuhkan perangkat digital yang memadai seperti ponsel pintar (smartphones) atau laptop yang senantiasa membuat kita terhubung dengan dunia luar yang merupakan instrument penting dalam revolusi industri 4.0

Lalu apa saja tahapan revolusi industri sebelumnya?

Revolusi industri 1.0 dimulai pada abad ke 18 dengan adanya penemuan Mesin Uap dan Manufaktur. Revolusi industri 2.0 dimulai pada abad ke 19 ditandai dengan adanya Produksi Massal dan Mesin Listrik.  Revolusi industri 3.0 dimulai pada abad 20 ditandai dengan adanya Komputer dan Teknologi Informasi. Dan saat ini kita sedang berada di era revolusi industri ke empat.[3]

Jika perusahaan tidak menerapkan metodologi agile, maka mereka bisa kehilangan keunggulan dan tidak relevan. Perusahaan besar tidak lagi menjadi jaminan kesuksesan, tetapi kelincahan perusahaan yang menjadi kunci keberhasilan. Tentu dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang aktif dan memiliki pengetahuan yang luas agar dapat mendukung kelincahan perusahaan. SDM yang agile akan membawa perusahaan lebih cepat merespons dinamis di lingkungan bisnis. Dengan berbekal ilmu pengetahuan, akan ada banyak inovasi yang dapat diciptakan.

Generasi Digital

Generasi sekarang ini bukan merupakan generasi teks selayaknya generasi sebelumnya. Melainkan, generasi pencari kerja yang lebih mudah menerima informasi dalam medium gambar dan video daripada tekstual. Dulu jika ingin memasak menu baru manusia akan mencari buku resep masakan, sekarang kita dapat membuka gawai dan melihat langkah-langkah di YouTube untuk mempelajari menu baru. Dulu orang yang hobi membaca menjadikan Koran sebagai media untuk mendapat informasi dan berita terkini. Namun kini media online lah yang lebih menarik perhatian, selain lebih praktis media online lebih up to date dibanding Koran.

Perubahan ini turut memaksa perusahaan untuk mengadaptasi pendekatan lain untuk dapat ‘tersambung’ dengan konsumen. Apalagi dengan adanya perubahan yang makin marak di dunia pun menjadi masalah tersendiri.

2 Kunci Industri 4.0 (Inovasi dan Agile)

Industri 4.0 tak hanya semakin memberdayakan teknologi yang ada tetapi secara bersamaan juga mengevolusi para pekerja. Sistem berpikir, dan koneksi, masing-masing akan berubah sesuai dengan keadaan yang ada. Maka dari itu, poin inovasi dan kelincahan (agile) menjadi dua poin utama agar bisa bertahan di industri 4.0

Sebuah perusahaan harus melakukan banyak strategi agar dapat bertahan dan maju di era revolusi industri 4.0. diantaranya:

Memperbaiki Produk dan Material

Sebuah produk atau barang yang diproduksi, harus terus melakukan inovasi baru. Dengan memperbaiki kualitas barang dapat mengurangi impor bahan baku dan menghemat biaya produksi, juga menjadikan produk Indonesia bernilai lebih tinggi. jika pihak produsen memperhatikan dengan baik kualitas bahan baku yang akan dibuat, maka suatu produk akaan menjadi unggul dan mampu bersaing di bidang perekonomian.

Kualitas Sumber Daya Manusia

Sejumlah pabrik telah banyak mengganti peran manusia (karyawan) dengan robot-robot industri. Hal ini dilakukan untuk dapat menghemat biaya. Namun tetap saja, tidak semua komponen pekerjaan dapat dilaksanakan oleh robot. Robot masih belum dapat mengambil alih peran manusia dalam bidang ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, dibutuhkan SDM yang tangkas dan inovatif dan dapat mengetahui teknologi dengan baik. SDM yang memiliki pengetahuan unggul serta berwawasan luas dapat menjadikan perusahaan maju dan sukses.

Aturan dan Kebijakan

Dalam sebuah perusahaan, tentu saja terdapat aturan dan kebijakan yang harus diikuti oleh semua pekerja, baik karyawan, manajemen, Direktur dan pemangku jabatan lainnya. Aturan dan kebijkan mengenai bahan baku, hak karyawan, pembagian kerja, dan lainnya harus dibuat dengan jelas agar perusahaan berjalan dengan baik dan menguntungkan semua pihak.

Menarik Minat Investor Asing

Perusahaan akan berkembang dan maju jika sistem yang dilaksanakan tepat. Dengan menarik investor asing, selain membantu menyokong biaya produksi, juga dapat membantu penerapan teknologi.

Memperluas Jaringan Bisnis

Tidak hanya menarik investor, tetapi juga konsumen. Dengan menyediakan produk berkualitas dan unggul serta layanan yang memuaskan, konsumen akan merasa puas dan dapat menarik banyak konsumen lainnya. Para konsumen ini dapat membantu dengan melakukan promosi melalui media sosial maupun langsung terhadap kepuasan produk yang digunakan, dengan begitu jaringan konsumen semakin bertambah dan jangkauannya luas.

Akan sulit menghadapi era industri 4.0 jika tidak mau membuka diri. perubahan teknologi dan produktivitas bisnis merupakan tantangan bagi para pemimpin masa depan. Generasi 4.0 membutuhkan orang-orang yang tangkas, inovatif, multitasking juga berkarakter.


 

Daftar Pustaka

Desra. “Strategi Perusahaan Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0” 31 Mei 2019, http://www.jurnal.id/id/blog/6-strategi-perusahaan-menghadapi-era-revolusi-industri-4-0/

Ratriani, Virdita Rizki. “Jokowi Instruksikan Bekerja dari Rumah, Ini Arti Work From Home”16Maret2020,https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/16/195035165/jokowi-instruksikan-bekerja-dari-rumah-ini-arti-work-from-home

https://hukumonline.com/pusatdata/detail/13146/nprt/10/uu-13-tahun-2003-ketenagakerjaan

Rahayu, Ning. “Mengenal Revolusi Industri dari 1.0 hingga 4.0” https://www.google.com/amp/s/amp.wartaekonomi.co.id/berita226785/mengenal-revolusi-industri-dari-1 0-hingga-4 0

Setiawan, Wawan. “Era Digital dan Tantangannya” 2017

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PARADIGMA DAKWAH (Tabligh, Pengembangan Masyarakat, Harakah, Kultural)

PARADIGMA DAKWAH I Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah: Filsafat Dakwah Dosen Pengampu: Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I     Disusun oleh:   Atmimlana Nurrona                (1940210113) Siti Karlina                               (1940210116)     PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM INSTITUT AGAMA NEGERI KUDUS 2020   KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PARADIGMA DAKWAH 1” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I. pada bidang studi Filsafat Dakwah. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca juga penulis. Penulis mengucapkan terimaksih kepada Bapak Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I. yang telah memberikan tugas ini sehingga

Media dan Masyarakat: Media Panas Dingin, Teori Agenda Setting

- Media dan Masyarakat: Media Panas Dingin, Teori Agenda Setting – Ari Yusmindarsih, M.I, KOM.   MEDIA PANAS DAN DINGIN McLuhan membagi media menjadi dua jenis yaitu 'media panas' (hot media) serta 'media dingin' (cool media). Media panas adalah media yang tidak menuntut perhatian besar dari pendengar, pembaca atau penonton (audien) media bersangkutan. Dalam menggunakan media ini audien tidak dituntut untuk mnggunakan daya imajinasinya, atau dengan kata lain sangat sedikit sekali daya imajinasi yang dibutuhkan. Partisipasi audien dalam media panas sangatlah rendah karena makna dari informasi yang diterima audien sudah sangat lengkap dan jelas. Media panas memberikan audien apa yang dibutuhkannya --dalam hal ini, hiburan. FILM Ketika menonton film di bioskop, kita hanya duduk, menonton film, sambil makan atau minum, tidak ada upaya keras untuk menerima dan memahami informasi dari media itu. Media dingin adalah media definisi rendah, membutuhkan partis

Teori Penetrasi Sosial

TEORI PENETRASI SOSIAL Teori ini berkaitan dengan bagaimana kita mengetahui atau mengenal orang lain dengan cara “masuk ke dalam” (penetrating) diri orang bersangkutan   lapisan dalam bola itu adalah hal-hal yang tidak tampak dari luar, sedangkan lapisan luar bola adalah hal-hal permukaan yang orang lihat tentang kita secara fisik akan terlihat seperti itu untuk mengetahui jati diri orang maka kita harus masuk ke dalam bola, untuk lebih tahu apa isi sesungguhnya di dalam bola tersebut. “Bola diri” seseorang memiliki 2 aspek: aspek “keluasan” (breadth) dan aspek “kedalaman” (depth). Kita dapat mengetahui berbagai jenis informasi tentang orang lain/ mungkin mendapat informasi detail dan mendalam tentang 1 atau 2 aspek tersebut dengan masuk ke dalam kehidupan orang tersebut. Ketika hubungan di antara 2 individu berkembang, maka mereka akan semakin mendapatkan informasi lebih luas dan dalam. Teori ini dikembangkan oleh Irwin Altman & Dalmas A. Taylor. Mereka memandang bahwa suatu hubun