Langsung ke konten utama

ISLAM DI ASIA TENGGARA DAN AUSTRALIA SERTA KONDISINYA

ISLAM DI ASIA TENGGARA DAN AUSTRALIA SERTA KONDISINYA


Disusun Guna Memenuhi Tugas Ulangan Akhir Semester

Mata Kuliah: Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu: Anisa Listiana, M.Ag.

 


 

Disusun oleh:

 

Atmimlana Nurrona                (1940210113)

 


PROGRAM STUDI KOMUNIDAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM

INSTITUT AGAMA NEGERI KUDUS 2020

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ISLAM DI ASIA TENGGARA DAN AUSTRALIA SERTA KONDISINYA” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester  yang diberikan oleh Ibu Anisa Listiana, M.Ag, pada bidang studi Sejarah Peradaban Islam. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca juga penulis. Penulis mengucapkan terimaksih kepada Ibu Anisa Listiana, M.Ag. yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni. Penulis menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

Kudus, 15 Juni 2020

 

Penulis

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 4

1.1.Latar Belakang Masalah.................................................................. 4

1.2.Rumusan Masalah........................................................................... 4

1.3.Tujuan Penulisan............................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 5

2.1. Sejarah Islam di Asia Tenggara...................................................... 5

2.2. Perkembangan Masyarakat Islam di Asia Tenggara...................... 5

2.4. Sejarah Islam di Australia............................................................ 10

2.5. Kondisi Masyarakat Muslim di Australia..................................... 10

BAB III PENUTUP...................................................................................... 11

3.1. Kesimpulan................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 12


 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

1.1  Latar Belakang

Agama adalah suatu kepercayaan dengan adanya Tuhan yang mengatur tata kehidupan manusia. Agama sebagai sistem yang menjadi sandaran bagi kehidupan manusia. Agama merupakan sistem yang mengatur tata keimanan dan kepercayaan serta ibadah pada Tuhan Yang Maha Kuasa disertai dengan kaidah yang telah diatur. Agama merupakan pedoman hidup bagi manusia. Setiap manusia, pastilah hidup bersandar dengan keyakinan (agama) yang di percayainya masing-masing. Namun berbeda dengan Atheis yang menganggap bahwa Tuhan itu tidak ada, dan segala sesuatu yang mereka dapatkan adalah murni dari usaha mereka sendiri.

Bagi manusia yang percaya dengan adanya Tuhan, mereka selalu melibatkan setiap perkara yang mereka kerjakan. Islam adalah agama Rahmatallilalamin. Islam adalah agama yang di wahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman. Islam bermula diajarkan oleh Nabi Muhammad kepada penduduk Makkah, Madinah, Arab. Setelah Nabi Muhammad wafat, dilanjutkan oleh Khulafaurrasyidin, dan para Ulama dan Kyai hingga sampai pada generasi sekarang. Islam mengajarkan pemeluknya untuk menyebarkan keselamatan dan kedamaian.

 

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1.      Bagaimana sejarah Islam di Asia Tenggara?

2.      Bagaimana perkembangan Islam di Asia Tenggara?

3.      Bagaimana sejarah Islam di Australia?

4.      Bagaimana kondisi masyarakat muslim di Australia?

 

1.3  Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1.      Untuk mengetahui sejarah masuknya Islam di Asia Tenggara

2.      Untuk mengetahui perkembangan masyarakat Islam di Asia Tenggara

3.      Untuk mengetahui sejarah masuknya Islam di Australia

4.      Untuk mengetahui kondisi masyarakat muslim di Australia


BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1  Sejarah Islam di Asia Tenggara

 

a.      Islam di Indonesia

Islam mulai masuk ke Indonesia mulai abad ke-7. Dilihat dari proses berkembangnya, Ada 3 teori tentang kedatangan Islam di Indonesia:

 

1.      Teori Arab

Menurut Sir Thomas Arnold islam berasal dari Arab. Pernyataan tersebut didasarkan dengan adanya persamaan madzab di Malabar dengan madzab yang kebanyakan di anut oleh masyarakat Nusantara, yaitu Madzab Syafi’i. Persebaran agama Islam dimulai dengan pedagang Arab yang berdagang di Nusantara, mereka berdagang di wilayah Nusantara wilayah Barat-Timur dengan sekaligus berdakwah menyebarkan agama Islam.[1]

Pendapat ini diperkuat dengan fakta sumber Cina menyatakan bahwa pada akhir abad ke-7, seorang pedagang dari Arab menjadi pemimpin sebuah pemukiman Arab Muslim di pesisir pantai Sumatra. Para pedagang Arab ini banyak yang menikah dengan penduduk lokal. Sehingga mereka makin leluasa menyebarkan agama islam.

Salah satu sejarawan yang setuju dengan teori ini adalah Hamka. Selain persamaan madzab, Hamka juga berpendapat bahwa gelar Raja-raja Pasai adalah Al-malik, bukan Shah atau Khan seperti yang dipakai di India.[2]

 

2.      Teori India

Menurut J.P. Moquette, bahwa islam datang di Indonesia berasal dari India. Pendapat tersebut didasarkan atas penelitiannya terhadap bentuk batu nisan di Pasai dan juga batu nisan Maulana Malik Ibrahim yang mempunyai kesamaan dengan batu nisan yang ada di Cambay, Gujarat India.[3]

 

3.      Teori Persia.

Menurut pendapat Hoesein Djajadiningrat, bahwa masuknya Islam di Nusantara berasal dari Persia. Terdapat tiga alasan, yang pertama bahwa ajaran Manunggaling Kawula Gusti dari Syekh Siti Jenar merupakan pengaruh dari ajaran wahdat al-wujud al-Hallaj dari Persia. Kedua, pengejaan huruf arab merupakan pengaruh Persia. Ketiga, peringatan Asyura (10 Muharram) adalah yang diperingati kaum Syi’ah atas wafatnya cucu Rasulullah, Husain bin Abi Thalib di Padang Karbala. Pada masyarakat Jawa dan Aceh, memperingati peristiwa itu dengan membuat bubur Asyura.[4]

 

4.      Teori Cina

 Dengan adanya bukti bahwa Raden Patah merupakan keturunan Cina. Terdapat peninggalan-peninggalan Islam yang bercorak Cina di jawa, seperti Masjid Kuno di Mantingan Jepara, Menara Masjid di Pecinan Banten, Pintu Makam Sunan Gresik, Kontruksi Masjid Sekayu di Semarang[5]

Menurut data Populasi Penduduk Muslim pada tahun 2020, Indonesia merupakan Negara dengan mayoritas penduduk islam terbesar di dunia. Dengan perkiraan 229 juta muslim di dunia, Indonesia terdapat sebanyak 87,2 % dari jumlah keseluruhan 263 juta jiwa. Mayoritas Islam di Indonesia terdiri dari 99% aliran Sunni, 0,5 % Syi’ah, dan 0,3 % Ahmadiyah.

 

b.      Islam di Thailand

Islam masuk ke Thailand diperkirakan pada abad ke-10 atau ke-11, dengan perantaraan pedagang dari Arab dan India. Mayoritas penduduknya beragama Budha dan Hindu. Umat Islam di Thailand paling banyak bermadzab Syafi’i dan merupakan minoritas terbesar setelah China. terdapat sekitar 2,2 juta kaum muslim atau 4% dari penduduk umumnya, masyarakat muslim di Thailand paling banyak bertempat di Kota Satun sebanyak 67,8 %, di Kota Pattani sebanyak 80 %, dan Kota Yala sebanyak 68,9 %.

Menurut data Nasional pada tahun 2007, negara ini memiliki sekitar 3.494 bangunan masjid yang megah dan indah, dengan jumlah terbesar di Provinsi Pattani sebanyak 636 masjid. Salah satu masjid yang terkenal adalah Masjid Jawa yang didirikan oleh komunitas muslim Indonesia di Thailand.[6]

Agama Islam di Thailand mendapat dukungan dari Kerajaan Thailand dengan adanya lembaga penanggung jawab yang disebut Mufti, yang bertugas untuk mengatur kebijakan kehidupan masyarakat Muslim Thailand, seperti penetapan kalender hijriyah.

Masyarakat Muslim di Thailand mendapat julukan Khaek, yang berarti pendatang atau tamu. Istilah ini dipakai pemerintah untuk mendeskripsikan kaum Melayu-Muslim di Thailand, dengan istilah Thai-Islam (1940).  Namun pada umumnya kaum Muslim Melayu lebih senang dipanggil Malay-Islam. Adapun pekerjaan kaum Muslim Thailand yang paling dominan adalah petani, pedagang kecil, buruh pabrik, dan pegawai pemerintahan.

 

c.       Islam di Malaysia

Islam masuk ke Malaysia dibawa oleh pedagang Gujarat pada abad ke-9. Dengan adanya penemuan batu nisan di Tanjung Inggris pada tahun 1965. Di batu nisan tersebut bertuliskan nama Syekh Abdu Al Qadir Ibnu Husayn Syah yang meninggal pada tahun 940 M. menurut sejarawan, Syekh Abdu Qadir adalah Da’i keturunan dari Persia.

Proses Islamisasi di Malaysia mengalami perkembangan dan kebangkitan dengan maraknya kegiatan dakwah dan kajian Islam oleh kaum intelektual.[7] Ditegaskan dalam konstitusi negaranya, bahwa Islam merupakan agama resmi negara, bahkan di Kelantan, hukum hudud telah diberlakukan sejak tahun 1992.

Terdapat beberapa Peradaban islam di Malaysia, ada tiga masjid tertua di Malaysia, yakni Masjid Kampung Laut beratap daun palem yang berada di Nilam Puri, Kelantan. Masjid ini dibangun pada abad ke-15 oleh para nelayan. Kedua, Masjid Abidin yang didirikan oleh Sultan Zainal Abidin II yang terletak di Terengganu, Malaysia pada tahun 1793-1808. Selanjutnya Masjid Negeri Sultan Abu Bakar yang terletak di Johor, Malaysia. Masjid ini dibangun pada tahun 1892 dan 1900. Yang unik dari masjid ini adalah menara masjid yang terdapat kemiripan dengan menara jam Inggris abad ke-19. Pada data yang tercatat di Malaysia tahun 2013, terdapat sekitar 19,5 juta masyarakat muslim di malayisa, atau 61,3% dari jumlah populasi penduduk.

 

d.      Islam di Myanmar

Agama Islam tiba di Myanmar pada tahun 1055 oleh Para Saudagar Arab yang mendarat di delta Sungai Ayeyarwady. Kedatangan ini dicatat oleh orang-orang Eropa, China, dan Persia. Islam di Myanmar sempat meningkat pada masa penjajahan Britania Raya, karena banyaknya muslim India yang berimigrasi ke Myanmar.[8]

Namun populasi Islam menurun ketika perjanjian India-Myanmar ditandatangani pada tahun 1941. sebagian besar penduduk Myanmar bekerja sebagai Penjelajah, Pelaut, Saudagar, dan Tentara. Umat Islam asli Myanmar disebut Pathi. Umat Islam di Myanmar menempati urutan ketiga dengan jumlah 2,3% penduduk muslim. Mayoritas penduduk Myanmar beragama Budha (89,9%) dan Kristen (6,3%). Masyarakat Islam di Myanmar sebagian besar bekerja sebagai pedagang

 

e.       Islam di Filipina

Islam masuk ke Filipina Selatan (Sulu dan Mindanau) pada tahun 1380 M. Orang pertama yang berdakwah adalah Karimul Makhdum dan Raja Baguinda, seorang tabib dan ulama. Menurut ahli sejarah, kata Manila (Ibu Kota Filipina) berasal dari kata Amanullah (negeri Allah yang aman).

Pada Masa Kolonial Spanyol, Orang-orang Spanyol masuk ke Filipina pada 16 Maret 1521 M, bertempur untuk mencapai Mindanao-Sulu selama 375 tahun melawan kaum Muslimin. Walau demikian, kaum Muslimin tidak pernah dapat ditundukkan secara total. Tahun 1578 M terjadi perangan antar orang Filipina yang melibatkan orang Kristen berperang melawan orang Islam.[9] Kemudian timbul kebencian dan rasa curiga orang Kristen Filipina terhadap bangsa Islam hingga sekarang. Menurut data NSO tahun 2010, jumlah penduduk islam di Filipina mencapai 5.127.084 penduduk atau setara dengan 32,7%. Masyarakat muslim Filipina mayoritas tinggal di Kota Mindanao.

 

f.        Islam di Singapura

Islam datang di singapura melalui jalur perdagangan. Salah satu peradabannya adalah terdapat Sultan Mosque yang didirikan pada tahun 1819 dan termasuk salah satu masjid tertua. Selanjutnya terdapat Kampong Glam yang merupakan persinggahan para pedagang Arab yang menikah dengan penduduk asli. Di Singapura terdapat 2 komunitas yaitu imigran dari Indonesia dan Luar Indonesia (Arab dan India). Para sejarawan melakukan penelitian dan menghasilkan bahwa komunitas muslim terbanyak dari etnis melayu.

Berdasarkan hasil sensus tahun 1980 yang menyatakan bahwa orang-orang muslim Singapura tertinggal dari etnis lain dalam bidang sosial ekonomi, maka lembaga-lembaga muslim memberi  motivasi untuk meningkatkan pendidikan dan berkopetensi secara profesional. Dan pada tahun 1981 mendirikan sebuah lembaga yang bernama (MENDAKI), dan lembaga ini mempercepat lahirnya karya-karya yang terkait dengan pendidikan bagi kaum minoritas muslim di Singapura.[10] Di Singapura, terdapat banyak masjid dan pendidikan Madrasah yang menandakan islam semakin berkembang di negera ini.

 

g.      Islam di Vietnam

Islam datang ke vietnam pada abad ke-11, dengan ditemukannya dua prasasti yang berasal dari muslim Champa. Pada awalnya, hanya terdapat sedikit orang yang masuk Islam. Namun Saat Raja Champa memeluk Islam, banyak rakyatnya yang juga memeluk Islam ( 1607-1676).

Menurut data Departemen Luar Negeri Vietnam, jumlah umat Islam mencapai 70.700.000 jiwa. Penduduk perempuan muslim adalah  7,5% lebih besar dari penduduk laki-laki muslim. Umat Islam di Vietnam rata-rata bertempat tinggal di provinsi binh thuan, ninh thuan, an giang, tay ninh, dong nay, dan ho chi minh city. Mazhab yang diikuti penduduk Islam Vietnam adalah Mazhab Sunni dan Mazhab Bani.

 

h.      Islam di Kamboja

Islam masuk ke Kamboja pada abad ke-11 M . Menurut Ketua Senat Mahasiswa Muslim Kamboja, Sles Alfin, populasi muslin diperkirakan mencapai 5%. Kebanyakan merupakan etnis Cham dan Melayu yang bermadzab Syafi’i. pada tahun 2008, Muslim di Kamboja mencapai 321 ribu jiwa. perkembangan Islam di Kamboja tidak terlepas dari para Salafi dan Wahabi , serta sejumlah organisasi di Arab dan Kuwait yang mendanai pendirian sekolah-sekolah Islam di Kamboja.[11]  Hingga 2005, jumlah pemukiman Muslim di kamboja mencapai 417 desa, dengan 3 hingga 7 sekolah Islam di setiap desa.

Muslim Kamboja rata-rata bekerja di bidang perdagangan, pertanian, dan perikanan. Pada tahun 1962 terdapat sekitar 100 masjid di kamboja dan jumlahnya terus bertambah. Ada tiga masjid yang dikenal hingga sekarang adalah Masjid Internasional Phnom Penh yang didirikan tahun 1813. Masjid Agung al Serkal yang merupakan masjid terbesar di Kamboja. Masjid  Neak Mah yang terletak di Siem Reap dengan bangunan kubah emas besar.

 

i.        Islam di Laos

Agama Islam masuk ke Laos melalu pedagang dari China. Para pedagang China dikenal dengan nama Chin Haw. Peninggalan kaum Chin Haw hingga hari ini adalah Masjid dengan ciri khas berupa menara gaya Oriental. Di dalamnya terdapat tulisan-tulisan dalam bahasa Arab, Tamil, Lao, Urdu, dan Inggris. Sebagian besar muslim di Laos merupakan Pebisnis. Berjaya di bidang Tekstil, ekspor-impor, dan penjual daging. Untuk membedakan kios daging mereka dengan kios daging lain yang menjual daging babi, para penjual yang beragama Islam memasang lambang bulan sabit. Di perkirakan muslim di Laos menacapai 40.000 jiwa.

 

j.        Islam di Brunei Darussalam

Agama Islam di Brunei diperkenalkan tahun 977 oleh para pedagang Cina. Sekitar 500 tahun kemudian, agama Islam barulah menjadi agama resmi di Brunei. Islam berkembang pesat sejak pemerintahan Sultan Syarif Ali, seorang Ahlul Bait dari keturunan cucu Rasulullah, Hasan. Ketika pemerintahan Sultan Hassan, Undang-Undang Islam, yaitu Hukum Qanun terdiri atas 46 pasal dan 6 bagian, diperkuat sebagai UUD negara. Tahun 1888-1983, Brunei berada dibawah kekuasaan Inggris dan merdeka sebagai negara Islam dibawah pimpinan Sultan Hassanal Bolkiah Mu’izzaddin Waddaulah. Berdasarkan data statistic, penduduk Brunei berjumlah 370 ribu jiwa. Sekitar 67% adalah muslim, 13% Budha, dan pemeluk Kristen 10%.

 

k.      Islam di Timor Leste

Agama Islam pertama kali masuk oleh para pedagang, khususnya daerah pedalaman, (Kerajaan Wewiku). Mendengar dakwah Islam yang dilakukan serombongan mubalig, Raja Gabrial Isu penasaran dan ingin mengetahui tentang Islam. Diceritakan, ada beberapa dialog diantara Raja Gabrial Isu dengan para mubalig. Yang pertama, tentang penciptaan Nabi Adam. Kedua, tentang Alqur’an dengan tulisan Arab. Ketiga, dialog tentang Tuhan. Keempat, tentang Yesus. Setelah berdialog, Raja Gabrial Isu sadar dan akhirnya masuk islam. Dengan peristiwa ini, 15.000 masyarakat yang loyal kepadanya ikut masuk Islam. Raja Gabrial Isu lalu mengganti namanya dengan Gunawan Isu, dengan masuknya islam beliau dipecat dari jabatannya menjadi Camat, karena memperjuangkan dan menegakkan Islam.

 

2.2  Sejarah Islam Australia

Agama Islam masuk ke Australia dimulai oleh para nelayan dari Sulawesi Selatan yang berinteraksi dengan penduduk Aborigin tahun 1600. Para nelayan ini kemudian menyebarkan agama Islam kesejumlah penduduk Aborigin, Australia. Hal ini dibuktikann dengan adanya persamaan beberapa Bahasa makassar dan penduduk Australia. Dengan adanya hubungan perdagangan, banyak orang Makassar yang menikah dengan penduduk Aborogin. tidak banyak umat Muslim waktu itu, sampai tahun 1860 serombongan pengembala Onta dari Afghanistan datang ke Australia menambah jumlah Muslim di Australia.[12]

Ada juga sejumlah migran muslim dari Afrika yang datang ke Australia sebagai pelaut dan narapidana dalam armada Eropa pada tahun 1700. Pembangunan masjid di Australia cukup menggembirakan, lebih dari 85 Masjid dan 50 Mushola, seperti Masjid Brisbone, di Kota Sarrey Hil di bangun Masjid Raya Faisal bantuan Saudi Arabia, di Sidney dibangun masjid dengan biaya US 900.000 Dollar. Setelah perang dunia kedua, jumlah umat Islam terus meningkat dengan pesat. Dari 2.704 menjadi 22.331 jiwa.

 

2.3  Kondisi Masyarakat Muslim Australia

Islam di Australia semakin berkembang, dengan banyaknya imigran yang datang dari Turki dan Afrika. Kegiataan keagamaan di Australia cukup semarak, dilihat banyaknya majelis taklim atau pengajian. Hubungan penduduk Muslim dan Non Muslim di Australia, cukup baik sebelum peristiwa 11 September. Tetapi setelah peristiwa itu, bom Bali dan bom London banyak Muslim yang mendapat perlakuan kurang menyenangkan, dari masyarakat dan Media Massa. Terkadang sebutan teroris sering di lontarkan terhadap Kaum Muslim. harapan muslim di Australia bisa beribadah dengan tenang dan terhindar dari tuduhan islam sebagai agama teroris.


BAB III

PENUTUP

 

Kesimpulan

Agama Islam dapat dengan mudah berkembang di berbagai negara, hal ini di karenakan syarat dalam masuk Islam sangatlah mudah dan tidak memandang kasta, suku, dal lainnya. Di Indonesia, Islam sebagai agama mayoritas penduduk, tentunya menjadikan penduduk islam di Indonesia merasa aman dan damai. Perkembangan Islam di negara Asia Tenggara terus bertambah maju, seperti Brunei Darussalam, Singapura, Thailand. walaupun ada beberapa negara yang masih menjadi minoritas.

Setiap muslim yang hidup di berbagai negara, mengharapkan agar dapat hidup dengan sejahtera dan damai, walaupun menjadi minoritas, penduduk islam berharap dapat menjalani hidup dengan baik dan mempunyai hak yang sama dengan pemeluk agama lain.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

(n.d.).

Dahlan, M. (2019). Islam di Australia. Al Hikmah, 14.

Fadhly, F. (2018). Pemahaman Keagamaan Islam di Asia Tenggara Abad XIII-XX. Millah: Jurnal Studi Agama, 16.

Hasaruddin. (2019). Perkembangan Sosial Islam di Singapura. Al Ma'arief, 10.

Husain, S. B. (2017). Sejarah Masyarakat Islam Indonesia. Surabaya: Airlangga University Press.

Husda, H. (2016). Islamisasi Nusantara. Adabiya, 18-19.

Nasruddin. (2017). Islam di Myanmar. Al Hikmah, 11.

Renre, A. (2012). Perkembangan Islam di Malaysia. Adabiyah, 9.

Sanurdi. (2018). Islam di Thailand. Tasamuh: Jurnal Studi Islam, 6.

Sugeng Riyanto, S. T. (2019). Islam dalam Politik Luar Negeri Singapura. Hubungan Internasional, 8.

Susetyo, H. (2009). The journal of a Muslim Traveler. Jakarta: PT. Lingkar Pena Kreativa.

 



[1] Dr. Sarkawi  B. Husain, Sejarah Masyarakat Islam Indonesia (Surabaya : Airlangga University Press, 2017), hal. 5

[2] Hamka, Masuk dan Perkembangan Islam di Pesisir Sumatra Utara, Gema Islam, hal. 17.

[3] Husaini Husda, “Islamisasi Nusantara”, Adabiya. Vol 18, No. 35, Agustus 2016, hal. 18-19.

[4] Ibid, hal. 21-22.

[5] H.J. de Graff, Cina Muslim di Jawa Abad XV dan XVI:Antara Historisitas dan Mitos, Yogyakarta: Tiara Wacana, hal 7

[6] Sanurdi, “Islam di Thailand”, Tasamuh. Vol. 10, No.2, September 2012, hal. 6

[7] Abdullah Renre, “Perkembangan islam di Malaysia”, Adabiyah. Vol. XII No.2, 2012, hal 9

[8] Nasruddin, “Islam di Myanmar”, Al Hikmah. Vol. 19 No. 2, 2017, hal 11

[9] Hasaruddin, “Perkembangan Sosial Islam di Singapura”, Al Ma’arief: Jurnal Pendidikan Sosial dan Budaya, Vol. 1 No.1, 2019, hal. 10

[10] Sugeng Riyanto dkk, “Islam Dalam Politik Luar Negeri Singapura”, Hubungan Internasional, Vol. 7, No.2, 2019, hal. 8

[11] Heru Susetyo, The Journal Muslim Traveler (Jakarta: PT. Lingkar Pena Kreativa, 2009), hal. 118-119

[12] M Dahlan, “Islam di Australia”, Al Hikmah. Vol.21, No. 21, 2019, hal. 14


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PARADIGMA DAKWAH (Tabligh, Pengembangan Masyarakat, Harakah, Kultural)

PARADIGMA DAKWAH I Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah: Filsafat Dakwah Dosen Pengampu: Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I     Disusun oleh:   Atmimlana Nurrona                (1940210113) Siti Karlina                               (1940210116)     PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM INSTITUT AGAMA NEGERI KUDUS 2020   KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PARADIGMA DAKWAH 1” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I. pada bidang studi Filsafat Dakwah. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca juga penulis. Penulis mengucapkan terimaksih kepada Bapak Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I. yang telah memberikan tugas ini sehingga

Media dan Masyarakat: Media Panas Dingin, Teori Agenda Setting

- Media dan Masyarakat: Media Panas Dingin, Teori Agenda Setting – Ari Yusmindarsih, M.I, KOM.   MEDIA PANAS DAN DINGIN McLuhan membagi media menjadi dua jenis yaitu 'media panas' (hot media) serta 'media dingin' (cool media). Media panas adalah media yang tidak menuntut perhatian besar dari pendengar, pembaca atau penonton (audien) media bersangkutan. Dalam menggunakan media ini audien tidak dituntut untuk mnggunakan daya imajinasinya, atau dengan kata lain sangat sedikit sekali daya imajinasi yang dibutuhkan. Partisipasi audien dalam media panas sangatlah rendah karena makna dari informasi yang diterima audien sudah sangat lengkap dan jelas. Media panas memberikan audien apa yang dibutuhkannya --dalam hal ini, hiburan. FILM Ketika menonton film di bioskop, kita hanya duduk, menonton film, sambil makan atau minum, tidak ada upaya keras untuk menerima dan memahami informasi dari media itu. Media dingin adalah media definisi rendah, membutuhkan partis

Teori Penetrasi Sosial

TEORI PENETRASI SOSIAL Teori ini berkaitan dengan bagaimana kita mengetahui atau mengenal orang lain dengan cara “masuk ke dalam” (penetrating) diri orang bersangkutan   lapisan dalam bola itu adalah hal-hal yang tidak tampak dari luar, sedangkan lapisan luar bola adalah hal-hal permukaan yang orang lihat tentang kita secara fisik akan terlihat seperti itu untuk mengetahui jati diri orang maka kita harus masuk ke dalam bola, untuk lebih tahu apa isi sesungguhnya di dalam bola tersebut. “Bola diri” seseorang memiliki 2 aspek: aspek “keluasan” (breadth) dan aspek “kedalaman” (depth). Kita dapat mengetahui berbagai jenis informasi tentang orang lain/ mungkin mendapat informasi detail dan mendalam tentang 1 atau 2 aspek tersebut dengan masuk ke dalam kehidupan orang tersebut. Ketika hubungan di antara 2 individu berkembang, maka mereka akan semakin mendapatkan informasi lebih luas dan dalam. Teori ini dikembangkan oleh Irwin Altman & Dalmas A. Taylor. Mereka memandang bahwa suatu hubun